Paus Fransiskus sebagai Person of The Year 2013 oleh majalah Time

Baru 9 bulan menjabat, Paus dipilih menjadi Tokoh Terpilih 2013

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Gabunglah di Twitter kami: https://twitter.com/Katolik_ku

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Kamis, 29 Desember 2016

*Homili Sri Paus* sangat bagus sebagai pegangan menjalani hidup

Satu lagi dari Sri Paus Fransiskus yang sangat layak dibaca :

MENJADI MANUSIA YANG BAHAGIA

Alih bahasa oleh Rm. Ignatius Ismartono, SJ

"Engkau mungkin memiliki kekurangan, merasa gelisah dan kadangkala hidup tak tenteram, namun jangan lupa hidupmu adalah sebuah proyek terbesar di dunia ini. Hanya engkau yang sanggup menjaga agar tidak merosot.
Ada banyak orang membutuhkanmu, mengagumimu dan mencintaimu.

Aku ingin mengingatkanmu bahwa menjadi bahagia bukan berarti memiliki langit tanpa badai, atau jalan tanpa musibah, atau bekerja tanpa merasa letih, ataupun hubungan tanpa kekecewaan.
Menjadi bahagia adalah mencari kekuatan untuk memaafkan, mencari harapan dalam perjuangan, mencari rasa aman di saat ketakutan, mencari kasih di saat perselisihan.

Menjadi bahagia bukan hanya menyimpan senyum, tetapi juga mengolah kesedihan.

Bukan hanya mengenang kejayaan, melainkan juga belajar dari kegagalan.

Bukan hanya bergembira karena menerima tepuk tangan meriah, tetapi juga bergembira meskipun tak ternama.

Menjadi bahagia adalah mengakui bahwa hidup ini berharga, meskipun banyak tantangan, salah paham dan saat-saat krisis.

Menjadi bahagia bukanlah sebuah takdir, yang tak terelakkan, melainkan sebuah kemenangan bagi mereka yang mampu menyongsongnya dengan menjadi diri sendiri.

Menjadi bahagia berarti berhenti memandang diri sebagai korban dari berbagai masalah, melainkan menjadi pelaku dalam sejarah itu sendiri.

Bukan hanya menyeberangi padang gurun yang berada diluar diri kita, tapi lebih dari pada itu, mampu mencari mata air dalam kekeringan batin kita.

Menjadi bahagia adalah mengucap syukur setiap pagi atas mukjizat kehidupan.

Menjadi bahagia bukan merasa takut atas perasaan kita. Melainkan bagaimana membawa diri kita. Untuk menanggungnya dengan berani ketika diri kita ditolak.

Untuk memiliki rasa mantap etika dikritik, meskipun kritik itu tidak adil.

Dengan mencium anak-anak, merawat orang tua, menciptakan saat-saat indah bersama sahabat-sahabat, meskipun mereka pernah menyakiti kita.

Menjadi bahagia berarti membiarkan hidup anak yang bebas, bahagia dan sederhana yang ada dalam diri kita; memiliki kedewasaan untuk mengaku "Saya Salah", & memiliki keberanian untuk berkata "Maafkan Saya" ...

Memiliki kepekaan untuk mengutarakan "Aku membutuhkan kamu" ; memiliki kemampuan untuk berkata "Aku...

Dengan demikian hidupmu menjadi sebuah taman yang penuh dengan kesempatan untuk menjadi bahagia.

Di musim semi-mu, jadilah pecinta keriangan. Di musim dingin-mu, jadilah seorang sahabat kebijaksanaan.

Dan ketika engkau melakukan kesalahan, mulailah lagi dari awal. Dengan demikian engkau akan lebih bersemangat dalam menjalankan kehidupan.

Dan engkau akan mengerti bahwa kebahagiaan bukan berarti memiliki kehidupan yang sempurna, melainkan menggunakan airmata untuk menyirami toleransi, menggunakan kehilangan untuk lebih memantabkan kesabaran, kegagalan untuk mengukir ketenangan hati, penderitaan untuk dijadikan landasan kenikmatan, kesulitan untuk membuka jendela kecerdasan.

Jangan menyerah... Jangan berhenti mengasihi orang orang yang engkau cintai.....
Jangan menyerah untuk menjadi bahagia karena kehidupan adalah sebuah pertunjukan yang menakjubkan.

Dan engkau adalah seorang manusia yang luarbiasa!"

*Paus Fransiskus*

Kamis, 01 Desember 2016

Seeking Soulmate


Teman-teman OMK, fyi ini ada ACARA MENARIK BUAT PARA SINGLE
Yuk.... bareng-bareng  Nonton Film pendek "Seeking Soulmate" dan ikutin "Talk show" , pada :

  - Hari  dan tgl : Sabtu  dan 17 Des 2016
  - Waktu : 10.30 sd 12.00 WIB
  - Tempat  : Puri XXI , Puri Indah Mall, lantai 2, Jl.  Puri Indah Raya.  Jakarta Barat

  - Nara sumber : Romo Dr  Andang Binawan, SJ
  - Tiket dan Talk show,  hanya Rp.  30.000

Film pendek  "Seeking Soulmate", bercerita tentang Persahabatan dan kehidupan para Single.

Reservasi tiket :
Hp/wa  : 0816 980 392 Lauren

Sampai jumpa 😊

Selasa, 11 Oktober 2016

Peristiwa-peristiwa dalam doa Rosario Merah Putih

Peristiwa-peristiwa dalam doa Rosario Merah Putih

Doau Umum/ Keluarga

PERISTIWA PERTAMA
Allah Tritunggal Mahakudus, Engkau mengutus putra-puteri Indonesia untuk
berjuang mengusir penjajah dan membangun Indonesia. Banyak dari antara mereka
telah wafat. Semga kini mereka serupa dengan Allah Putra, bangkit dan bahagia di
Surga. Bimbinglah kami untuk hidup bersatu dengan Dikau dan meneruskan
perjuangan para pahlawan kami. Bunda Maria, doakanlah kami. Amin.

PERISTIWA KEDUA
Allah Tritunggal Mahakudus, Engkau telah menganugerahkan Indonesia gemah ripah
loh jinawi. Karena itu kami bersyukur. Bimbinglah seluruh bangsa kami agar rasa
syukur itu dapat pula kami wijudkan dengan menjaga dan memelihara alam negeri
kami dan memanfaatkannya dengan penuh tanggung jawab bagi kesejahteraan
rakyat. Bunda Maria, doakanlah kami. Amin.

PERISTIWA KETIGA
Allah Tritunggal Mahakudus, Engkau telah menciptakan aneka ragam budaya, suku,
agama, dan pelbagai perbedaan lainnya di dalam kehidupan berbangsa kami.
Jauhkanlah bangsa kami dari sikap intoleran, mau menang sendiri dan berpikiran
sempit yang mengarah ke perpecahan. Utuslah Roh-Mu agar bangsa kami menjadi
bangsa yang selalu menegakkan nilai-nilai Pancasila dan menghargai kebhinekaan
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bunda Maria, doakanlah kami. Amin.

PERISTIWA KEEMPAT
Allah Tritunggal Mahakudus, Engkau telah merestui kami untuk memilih para
pemimpin di Negara kami. Semoga mereka selalu bekerja dengan semangat berbagi
kasih dengan tulus. Melayani tanpa mengharapkan keuntungan diri atau atau golongan.
Mengusahakan keadilan dan kesejahteraan, kedamaian dan keamanan dalam karya
dan kebijakan. Bunda Maria, doakanlah kami. Amin.

PERISTIWA KELIMA
Allah Tritunggal Mahakudus, Engkau selalu peduli kepada orang-orang kecil dan
terkucil. Semoga kepedulian-Mu itu merasuk dalam diri kami dan seluruh bangsa kami
sehingga kami memiliki semangat berbela rasa, mengusahakan keadilan dan penuh
kasih membantu kaum papa miskin, mereka yang berkekurangan dan berkebutuhan
khusus. dan kebijakan. Bunda Maria, doakanlah kami. Amin.

Minggu, 09 Oktober 2016

Pendaftaran Seminari Cadas Hikmat

Pendaftaran Seminari Cadas Hikmat

BIAYA PENDIDIKAN
Saat ini biaya pendidikan di Seminari Menengah Cadas Hikmat adalah Rp. 350.000 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah). Biaya tersebut sudah mencakup biaya asrama (living cost), biaya pendidikan (uang sekolah bulanan, uang buku, uang seragam, dan uang gotong royong), dan uang saku seminaris sebesar Rp. 50.000/bulan

SYARAT  PENERIMAAN
1. Setiap calon seminaris harus lulus kelas IX (kelas 3 SMP).
2. Usia maksimal 17 Tahun pada saat mendaftar
3. Lulus test akademik (diselenggarakan oleh SMA St. Maria 1), wawancara, dan test kepribadian (diselenggarakan oleh Seminari Cadas Hikmat)
• Laki-laki katolik yang punya keinginan untuk menjadi imam/pastor
• Mengisi formulir dan kuesioner yang sudah disediakan (dapat diunduh di wwww.cadashikmat.org)
• Menyerahkan surat izin orang tua/wali
• Menyerahkan surat rekomendasi Pastor Paroki dan surat rekomendasi dari sekolah
• Menyerahkan foto copy:
a. surat permandian yang sudah diperbaharui,
b. surat krisma,
c. akte kelahiran,
d. Kartu Keluarga
e. Ijazah SD
f. Raport kelas VII, VIII, IX


PENDAFTARAN SISWA BARU
1. Pendaftaran Gelombang Pertama: 1 Oktober 2016 – 15 November 2016
Test Masuk Gelombang Pertama: 25 – 27 November 2016
Pengumuman Hasil Test : 22 Desember 2016

2. Pendaftaran Gelombang Kedua: 5 Januari – 5 Maret 2017
Test Masuk Gelombang Kedua: 24-26 Maret 2017
Pengumuman Hasil Test: 10 April 2017

ALAMAT PENDAFTARAN

Rektor Seminari Menengah Cadas Hikmat
Jl. Suryalaya Sari No. 5
BANDUNG 40265
Telp.  (022) 7322593
http://cadashikmat.org/

Kamis, 01 September 2016

10 Nasihat dari Paus Fransiskus untuk Semua Pasangan di Dunia ini Menggetarkan Hati

Menjalani hubungan yang serius seringkali tidak semudah kelihatannya. 10 nasihat dari Paus Fransiskus untuk semua pasangan di dunia ini menggetarkan hati netizen.

1. Sediakan waktu, bahkan jika kamu sangat sibuk

Cinta membutuhkan waktu dan tempat, semua di luar itu bisa dinomorduakan. Waktu dibutuhkan untuk berbicara tentang berbagai macam hal, menikmati waktu bersama, merencanakan hidup, mendengarkan satu sama lain, dan memandang pasangan Anda di mata mereka. Kadang kala masalah pasangan tidak besar, mereka hanya tidak pernah menikmati waktu bersama.

2. Dengarkan

Terkadang orang hanya ingin didengarkan. Pasangan Anda mungkin tak butuh solusi, mereka hanya ingin berbagi kesedihan, keputusasaan, ketakutan, kemarahan, dan betapa rapuhnya kondisi mereka saat itu.

3. Terima kekurangan

Kita harus mengerti bahwa setiap orang memiliki kebaikan dan keburukan masing-masing. Cinta tak harus sempurna namun kita harus menerima setiap kekurangan pasangan dan menghargai bahwa setiap manusia pasti tidak punya kesalahan.

4. Jangan tidur dengan kamarahan

Jangan pernah mengakhiri harimu dengan kemarahan. Selalu liputi keluargamu dengan kedamaian. Caranya bagaimana? Sangat mudah. Anda bisa memulainya dengan sebuah pelukan. Kadang kita tak butuh berkata-kata, sebuah pelukan saja bisa menyelesaikan pertengkaran.

5. Sebutkan tiga kata ajaib

Selalu ucapkan ‘Tolong’, ‘Terima Kasih’, dan ‘Maaf’. Tiga kata ini mungkin terdengar sangat biasa namun memiliki efek luar biasa saat diucapkan untuk pasangan.

6. Kepercayaan adalah kunci

Kita tidak perlu selalu curiga pasangan telah berbohong atau selingkuh. Cinta bukan soal mengontrol pasangan dan mencurigai setiap gerak-geriknya. Justru cinta baru bisa bertumbuh ketika kita memberikan rasa percaya dan membebaskan pasangan kita. Dengan rasa percaya itulah hubungan bisa bertumbuh.

7. Cinta butuh perjuangan

Jangan pernah mengharapkan kisah cinta yang sempurna. Cinta butuh perjuangan dan pengorbanan. Seperti pepatah yang berkata ‘fine wine matures with age’, makin banyak kamu berjuan dan berkorban untuk hubunganmu, maka hubungan itu akan makin dewasa dan baik seiring waktu.

8. Berbeda pendapat boleh, menyakiti jangan

Setiap pasangan pasti pernah berbeda pendapat, kuncinya adalah kalian tak boleh meyakiti dan marah. Kebanyakan pasangan berbeda pendapat soal hal yang kecil, jadi jangan sampai hal kecil itu membuat Anda dan pasangan saling merasa tak enak atau marah.

9. Baca buku dan tambah pengetahuan, jadilah menarik

Dalam berbicara dengan pasangan, jangan sampai kita menjadi bosan. Cobalah untuk selalu belajar dan menambah pengetahuan. Jadi dalam berbincang dengan pasangan kalian akan selalu saling belajar dan menambah pengetahuan.

10. Puaskan pasangan

Bagi pasangan yang sudah menikah, Allah memang menciptakan seks. Berhubungan seks dengan pasangan harus memuaskan bagi kedua belah pihak. Jangan sampai kita mencari kepuasan diri sendiri dan mengobjekkan pasangan. Seks akan menjadi pengalaman terindah ketida kedua belah pihak saling menikmatinya,Itulah 10 nasihat dari Paus Fransiskus untuk semua pasangan di dunia yang menggetarkan hati netizen.🙏🙏🙏

Kamis, 04 Agustus 2016

Menghayati Doa Bapa Kami


MENGHAYATI DOA BAPA KAMI
oleh:     



Jangan Menyebut BAPA, kalau hidup kamu tidak berlaku sebagai anak ALLAH

Jangan berkata KAMI, kalau hidup kamu  diselimuti keegoisan cinta diri

Jangan berkata YANG ADA DI SURGA, kalau hidup kamu hanya memikirkan perkara–perkara duniawi semata.

Jangan berkata DIMULIAKANLAH NAMAMU, kalau kamu sebenarnya tidak menghormati ALLAH dengan pantas

Jangan berkata DATANGLAH KERAJAANMU, kalau hidup kamu lebih mencari kebanggaan duniawi

Jangan berkata JADILAH KEHENDAKMU DIATAS BUMI SEPERTI DI DALAM SURGA, kalau hidup kamu menuruti kehendak sendiri dan tidak berani belajar menyangkal diri

Jangan berkata BERILAH KAMI REZEKI PADA HARI INI, kalau hidup kamu tidak peduli pada penderitaan sesama

Jangan berkata AMPUNILAH KESALAHAN KAMI SEPERTI KAMI PUN MENGAMPUNI YANG BERSALAH KEPADA KAMI, kalau hidup kamu masih dikuasai kebencian dan dendam

Jangan berkata JANGANLAH MASUKKAN KAMI KE DALAM PERCOBAAN, kalau hidup kamu tidak berani dan sungguh–sungguh berhenti berbuat dosa

Jangan berkata BEBASKANLAH KAMI DARI YANG JAHAT, kalau kamu sendiri tidak tegas menolak segala kejahatan

Jangan berkata AMIN, kalau kamu tidak serius menghayati dan mengamalkan DOA BAPA KAMI.

Kamis, 28 Juli 2016

Doa pada Jam 3 siang (Jam Kerahiman Ilahi)

Ya Yesus,

Engkau wafat, namun sumber kehidupan tercurah bagi jiwa-jiwa,
Dan lautan belas kasih Allah, terbuka luas bagi seluruh dunia,
O mata air kehidupan, belas kasih Allah yang tak terpahami,
lingkupilah seluruh dunia, dan curahkanlah diri-Mu atas kami.

O, Darah dan Air, yang tertumpah dari Hati-Mu ya Yesus,
sebagai mata air belas kasih-Mu bagi kami,
aku mengandalkan Engkau, Yesus.

Allah yang Kudus, Kudus dan berkuasa,
Kudus dan kekal, kasihanilah kami,
dan seluruh dunia ….. 3x

Yesus, Raja Kerahiman Ilahi,
aku mengandalkan Engkau.

Amin


(dapat dilanjutkan dengan Doa Koronka)

Kamis, 02 Juni 2016

Berkah Dalem Artinya Apa?

*Berkah Dalem* _Artinya Apa?_
*Hireka Eric*
Saya bukan orang Jawa, maka saya sering penasaran ketika membaca frase "berkah dalem" yang jamak dilontarkan di kalangan teman-teman Jawa saya.
Apa sih artinya?
Apakah ada makna tertentu di balik frase ini?
Iseng-iseng saya memposkan pertanyaan ini pada status Facebook .
Dan ternyata tanggapan yang saya terima cukup beragam.
Seorang kawan bilang, "Tuhan memberkatimu."
Saya pun menanggapi, "Kok, nggak ada kata Gusti -nya?"
Si kawan itu balas menjawab, "Ngga usah pake Gusti , semua org juga udah tahu maksudnya ..."
Dengan polos saya pun menyimpulkan, "Ooo... berarti, dalem itu sama dengan 'dalam' ya?"
Tak berapa lama kemudian, seorang kawan Jesuit ikut nimbrung.

Pembahasannya lumayan panjang: "Dalem itu rumah."
Kata itu dipakai sebenarnya oleh para abdi di Keraton.
Dengan menyebut dalem, itu menunjuk pada Sultan, sang empunya dalem (rumah, kraton).
Bagi orang Jawa, tidak sopan menunjuk langsung orangnya (ad hominem).
Maka secara implisit menunjuk melalui rumahnya.
Kita kenal pula sampeyan , yang berarti 'kaki', atau panjenengan, yang berarti 'tongkat.'
Panjenengan paling halus, karena semakin 'jauh' dari subyek yg dimaksud."
Saya mengangguk-angguk.
Ooo, begitu ceritanya.
Tetapi tak lama, seorang kawan Jesuit yang lain juga mengomentari perihal sisi historis frase ini.
"Asal usul historis:
Pada waktu itu, umat Katolik memakai sapaan: Deo gratias . Ini berlaku di segala waktu dan tempat.
Lalu muncul "masalah", bagaimana ungkapan dalam bahasa Jawa untuk menyatakan sapaan serupa, mengingat bahwa sapaan pastoral dalam bahasa lokal tidak/belum ada.
Seorang pastor Jesuit di sebuah paroki di desa lalu menciptakan istilah berkah Dalem.
Lama kelamaan ini diterima umat luas (khususnya di Yogyakarta dan Jawa Tengah) bahkan sampai detik ini masih dipakai.
Pastor tersebut  nyaris tidak disebut dalam sejarah, dan ungkapan tersebut tidak dijadikan quotation individual supaya mengumat.
Ini sisi lain kerendahan hati orang tsb. kini ia sudah berbahagia di surga."
Dia melanjutkan dengan penjelasan etimologis: "Coba lihat paralelnya:
1⃣ Deo - Deus - Gusti - Sampeyan Dalem -> (Dalem)
2⃣ Gratias - Gratia - (Grace) - berkat / berkah
Tapi, ini makna etimologis.
Makna spiritualnya bagi perambatan iman umat melampaui bahasa.
Meski tidak tahu karakter historis dan teologisnya, sebagai ekspresi iman, kata-kata tersebut menjadi 'cara berada' umat Katolik saat ini.
Sapaan ini melampaui tempus , signum, dan verbum itu sendiri.
Ungkapan ini ada berkaitan dengan sense partikular umat tertentu.
Bukan secara global-mondial-universal.
Berkah Dalem 
Deo Gratias


Rabu, 25 Mei 2016

Seminar Doa Kontemplatif

Seminar Doa Kontemplatif

Kali ini bahan pembahasan adalah Doa Kontemplatif=Doa Hati=Doa Merenung
Doa kontemplatif = doa perenungan tapi bukan  "merenung sambil berdoa."

Doa kontemplatif, berpusat pada pengalaman mistis dengan Allah. 

Mistisisme pasti bersifat subyektif, dan bukan berdasarkan kebenaran atau fakta.

Firman Allah diberikan kepada kita agar landasan iman dan kehidupan kita sungguh berdasarkan kebenaran,bukan pengalaman semata (2 Tim 3:16-17).


Seminar diadakan pada
Hari / Tanggal / Tempat: Sabtu 4 Juni 2016 pk.9 sd 13, di Shekinah

Alamat: JL. Gajah Mada No. 3-5 Komplek Duta Merlin Blok B No. 41-43 10130, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Pembicara: Romo Budi Santoso, Msc  (Komisi Spiritual Tarikat MSC)

Pengganti biaya konsumsi Rp.30.000,- per orang

Segera mendaftar ke Helen 634-2141, 0815 1009 9588 (SMS / WA)

Terimakasih 
GBU all
salam,
Helen

Senin, 23 Mei 2016

Paus Fransiskus beri pengakuan dosa untuk remaja di lapangan Basilika bersama romo lainnya.

Paus Fransiskus memberi kejutan di Lapangan Santo Petrus di mana ia memberi pengakuan dosa pada anak laki-laki dan perempuan bersama romo lainnya di lapangan Basilika tanpa ruang khusus.

Simak foto-fotonya:






_CG19573a_50806490.jpg



papaconf2_50806612.jpg





Selasa, 17 Mei 2016

Percakapan 2 Generasi dalam Keluarga Katolik. (terinspirasi dari kasus nyata)

Percakapan 2 Generasi dalam Keluarga Katolik.
(terinspirasi dari kasus nyata)

Anak : Pah, saya boleh tidak menikah dengan si A.

Bapak : Lho bukankah kamu beda iman?, terus nanti pernikahannya dengan cara apa?

Anak : Ya dengan cara agamanya A.

Bapak : Lho, kamu laki-laki dengan mudahnya mengatakan begitu?. Kamu kan calon imam keluarga.

Anak : Mau bagaimana lagi?, dia dan keluarganya tidak mau memakai cara katolik. Apalagi pernikahan di Gereja katolik terlalu ribet.

Bapak : Ribetnya mengurus pernikahan di Gereja Katolik tidak  ada apa-apanya dibanding ribetnya nanti setelah kamu menikah. Dan lebih berat lagi dalam mempertahankan perkawinan. Kalau kamu tidak mau ribet, ya kamu belum layak menikah dan jadi seorang kepala rumah tangga.Bukankah ribetnya mengurus macam ini dan itu   tentang surat-surat penting keluarga  nanti itu juga tanggung jawabmu?

Anak : Kan nanti kami bisa ke tetap pada iman masing-masing.

Bapak : Yakin kamu dengan ucapanmu? Saat ini saja kamu tidak mampu berjuang demi iman kamu, apalagi nanti jika kamu sudah menikah.Barang siapa menikah dengan beda iman, maka tanggung jawabnya jadi 2 kali lebih berat. Banyak kasus yang mula-mula baik baik saja, tetapi setelah berlangsungnya waktu maka salah satu bisa mengingkari komitmen awal.

Anak : jika ikut agama A kan menurut Gereja Katolik di agama lain juga ada kebenaran.

Bapak : Ada kebenaran bukan berarti  seluruh kebenaran  ada di sana, kalau masalah itu dalam diri seorang penjahat  juga ada benarnya. Tapi keseluruhan kebenaran dan Rahmat pengudusan hanya ada di Gereja katolik.

Anak : Tapi bukankah orang yang karena ketidaktahuan akan Kristus asal hidup dengan hati nuraninya juga diselamatkan.

Bapak : kamu diluar konteks itu. Kamu sudah tahu Kebenaran Kristus dan sudah dibaptis dengan nama Tritunggal, maka jika kamu meninggalkan itu ,maka kamu termasuk menghujat Roh Kudus.

Tahu tho konsekuensinya?.

Jika kamu sengsara di dunia maka aku masih bisa menghibur, jika kamu kekurangan materi mungkin saya masih bisa membantumu, tapi jika kamu sengsara di alam baka, saya bisa apa? Yang ada hanya penyesalan. Mau kamu membuat percobaan? Hidup itu sekali maka jika kita sudah meninggal tidak bisa lagi diulang.

Dan diluar itu saya harus mempertanggungjawabkan ini di hadapan Allah dan manusia.

Makanya, kalau sudah tahu ada halangan mengapa rasa itu kamu pelihara? Kalau kamu mengatakan tidak bisa lagi berpisah dengan dia, apa dia akan bersamamu selama hidupmu?.

Suatu saat dia akan diambil dari padamu, suatu saat juga dia bisa tidak setia kepadamu dan minta berpisah denganmu bukan?. Karena didunia ini hanya Allah yang kekal dengan  kesetiaan.

Maaf dalam kasus ini saya sebagai bapak juga salah, karena saya sampai kecolongan dengan kasus pendekataanmu dengan dia walaupun kamu berada jauh dari kampung halaman.

Selamat untuk merefleksikan terutama buat yang  punya anak ABG maupun dewasa dan juga bagi OMK yang sudah siap menikah.

Berkah Dalem.

Selasa, 10 Mei 2016

Romo Markus Solo Kewuta SVD, Pastor Indonesia yang Jadi Salah Satu Pejabat di Vatikan



Kebanggaan bangsa Indonesia umumnya, dan umat Katolik khususnya :

Romo Markus Solo Kewuta, Pejabat Vatikan Pertama Dari Indonesia

Nama Lengkap: Markus Solo Kewuta

Tempat dan Tanggal Lahir: Lewouran, Flores Timur, 4 Agustus, 1968

Jabatan : Pontifical Council For Interreligious Dialogue

Pendidikan:

- SD Lewouran Flores

- SMP Lewotobi Flores

- Seminari Menengah San Dominggo, Flores Timur

- Filsafat Ledalero, Flores

- Inssbruck University, Austria - Islamology

- Al Azhar University, Mesir - Sejarah Budaya Arab dan Islamologi

- Gregoriana University, Vatican - Filsafat dan Teologi

Fasih Berbahasa: Arab, Italia, Inggris, Jerman, Mandarin, dan Latin.

Pada bulan Juli tahun lalu, Markus Solo Kewuta resmi diangkat menjadi
anggota Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Agama. Andai ayahnya masih hidup, pastilah ia akan bangga melihat anaknya menjadi orang Indonesia pertama yang duduk dalam jabatan terhormat itu.

Markus lahir di kampung Lewouran, Flores Timur (4/8/68). Ayahnya, Nikolaus Kewuta adalah seorang petani sederhana sementara ibunya Getrurd bekerja sebagai ibu rumah tangga. Kedua orangtua ini telah meninggal dunia.

Ayahnya meninggal tahun 2005
sedangkan ibunya tahun 1985. Markus adalah anak bungsu dari lima bersaudara.

Pulau Flores, khususnya di kampung
halamannya, mayoritas penduduk beragama Katolik. Tidak banyak umat dari agama lain. Markus mulai
menyadari kenyataan pluralitas Indonesia melalui buku-buku yang
dibacanya. Lelaki yang selalu menjadi juara kelas ini memang rajin membaca sejak Sekolah Dasar. Mulai saat itu, ia juga tertarik mengenal agama lain khususnya Islam.

Keinginan Markus mengenal agama
Islam mulai terpenuhi saat mengikuti kuliah Islamologi di Seminari Tinggi Ledalero.

Selesai studi Filsafat di Ledalero, ia meneruskan studi Teologi di Austria (1992-1997). Di Austria, ketertarikannya pada Islam tetap melekat.

Skripsi yang ia tulis juga berkaitan dengan agama Islam, judulnya: Humanisierung der Handhabung des Gesetzes im Koran (Humanisasi Penerapan Hukum Agama Islam dalam al-Qur’an).

Setelah melewati proses screening,
termasuk wawancara, Januari 2007
Markus mendapat panggilan untuk
bergabung dengan PCID. ”Rasanya
seperti mimpi. Saya tak pernah
membayangkan dapat bergabung
dalam tim Penasihat Sri Paus”, tutur
Markus.

Juli 2007, Markus, yang kerap disapa
Padre Marco, diterima resmi bekerja di PCID. Ia menempati Desk Dialog
Kristen-Islam untuk wilayah Asia,
Amerika Latin dan Afrika Sub-Sahara.

Menjadi orang Indonesia pertama yang duduk dalam Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Agama merupakan kebanggaan tersendiri. Markus menyadari, tugas yang diembannya tergolong berat. Ia tak tahu apa yang akan terjadi kelak pada dirinya. Namun, ia tahu bahwa dirinya harus bekerja keras dengan semangat pengabdian total. Itulah sumbangsih yang dapat ia berikan untuk Gerejanya yang ia cintai.

Kamis, 24 Maret 2016

WAJAH KEMANUSIAAN YANG TERLUKA

WAJAH KEMANUSIAAN YANG TERLUKA

oleh I Suharyo
Kompas,  24 Maret 2016

Dalam artikel berjudul "Zaman Edan" (Kompas, Minggu, 20 Maret 2016) diceritakan tentang seorang perempuan muda bernama Ayak, berusia 18 tahun, yang bernasib malang.

Dia kehilangan kedua orangtuanya ketika pemberontak menyerang desanya di Sudan. Ketika berusaha menyelamatkan diri, Ayak ditangkap pemberontak dan diperkosa ramai-ramai. Karena itu, ia hamil dan mengidap HIV. Meskipun demikian, ia siap memelihara anaknya yang selanjutnya menjadi satu-satunya anggota keluarganya.

Ada sekian banyak kisah tentang kemanusiaan yang terluka ketika martabat manusia direndahkan serta hak-hak dasarnya disangkal demi kekuasaan, uang, dan berbagai kepentingan lainnya. Meskipun kehormatannya dicederai, Ayak tampil sebagai pribadi yang sungguh-sungguh bermartabat. Sementara mereka yang tampaknya berkuasa, sebenarnya menyandang luka-luka kemanusiaan yang bernanah.

Luka kemanusiaan

Luka-luka kemanusiaan seperti itu merupakan salah satu unsur dominan yang mewarnai Pekan Suci yang setiap tahun dirayakan umat Kristiani.

Pada Minggu, 20 Maret 2016, Pekan Suci dimulai. Dalam Ibadah Sabda dibacakan Kisah Sengsara Yesus (Lukas 22: 63-23: 56). Luka-luka ini tampak dalam beberapa episode, misalnya dalam diri orang-orang yang menahan Yesus, mengolok-oloknya, menutupi matanya, kemudian memukulnya sambil bertanya, "Coba katakan, siapakah yang memukul engkau?"

Mereka adalah orang-orang bawahan yang biasa tidak dihargai, direndahkan, dan harus melakukan kehendak yang punya kuasa atas mereka. Ketika ada kesempatan, luka-luka mereka tampak dalam kekerasan yang mereka lakukan, sekadar untuk menunjukkan bahwa mereka juga punya kekuasaan.

Luka-luka seperti itu tidak hanya tampak dalam orang-orang bawahan, tetapi juga dalam diri pembesar, seperti para anggota Mahkamah Agama, Pilatus, dan Herodes. Dengan ringannya, tanpa perasaan bersalah sedikit pun, mereka mendakwa Yesus dengan dakwaan dan-tentu saja-saksi-saksi palsu.

Merendahkan martabat

Demikian juga Pilatus. Ia mempunyai wewenang penuh untuk membebaskan Yesus, tetapi tidak melakukannya karena kepentingan pribadinya.

Sementara itu, Herodes Antipas menunjukkan luka jenis lain lagi. Herodes secara harfiah berarti mulia, tetapi kelakuannya sama sekali tidak mulia. Ia, antara lain, menceraikan istrinya dan merebut istri saudaranya yang bernama Herodes Philipus.

Yang ia lakukan terhadap Yesus sama sekali tidak menunjukkan wibawanya sebagai pemimpin. Sebaliknya yang terungkap adalah luka-luka batinnya. Tokoh-tokoh ini semua sadar atau tidak sadar merendahkan martabat mereka sendiri.

Di dalam kisah selanjutnya (Lukas 23: 33-43) ditampilkan konfrontasi antara kemanusiaan yang terluka dan kemanusiaan yang sejati secara amat indah. Konfrontasi ini terasa dalam dialog antara dua penjahat yang disalibkan bersama Yesus dan Yesus yang tergantung di salib. Luka-luka kemanusiaan terbaca dalam kata-kata salah seorang penjahat yang, ketika tergantung di salib, masih menghujat dan berkata, "Bukankah engkau adalah Kristus? Selamatkanlah dirimu dan kami!"

Penjahat yang satu lagi mengungkap luka-luka kemanusiaan yang sama, tetapi dalam proses disembuhkan. Ia berkata kepada kawannya, "Kita layak dihukum sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah".

Dalam saat-saat yang sangat menentukan, terjadi konfrontasi antara kemanusiaan yang terluka yang diwakili oleh penjahat yang menghujat dan kemanusiaan sejati yang tampak dalam diri Yesus yang diam. Dalam diri penjahat yang lain, konfrontasi ini menyadarkan dirinya bahwa ada kemanusiaan yang berwajah lain. Lebih daripada itu, konfrontasi ini juga menggerakkan proses transformasi dalam dirinya. Buahnya terungkap dalam kata-kata yang ditujukan dengan tulus kepada Yesus yang tergantung di salib, "Yesus, ingatlah akan aku apabila engkau datang sebagai raja". Luka-lukanya disembuhkan dan ia menjadi sahabat dalam penderitaan.

Tahun ini, umat Katolik merayakan Paskah ketika Gereja sedunia merayakan Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah. Logo yang diciptakan dalam rangka Tahun Suci ini menyampaikan pesan amat kuat mengenai luka-luka kemanusiaan. Logo itu menggambarkan Yesus yang menggendong seseorang di bahunya. Luka-luka yang tergambar jelas pada kedua kaki dan tangan Yesus menjadi lambang luka-luka kemanusiaan dengan berbagai macam wajahnya.

Mata belas kasih

Salah satu mata dari orang yang digendong tidak tampak, berada di belakang mata Yesus sehingga, meskipun ada dua orang, mata yang tergambar hanya tiga. Pesannya jelas, yaitu agar umat Kristiani memandang luka-luka kemanusiaan itu dengan mata Yesus, yaitu mata yang berbelas kasih, mata yang berbela rasa, mata yang mencerminkan wajah Allah yang Maharahim dan menyembuhkan.

Berita sehari-hari yang termuat dalam koran dan disiarkan oleh radio dan televisi mengajak kita untuk menyadari dengan jujur bahwa banyak luka kemanusiaan dengan berbagai wajahnya, baik secara terbuka maupun tersembunyi, ada di tengah-tengah kehidupan bersama kita sebagai bangsa.

Luka-luka itu bisa disebabkan oleh peristiwa-peristiwa getir di masa lampau ataupun di masa sekarang. Semoga perayaan Pekan Suci yang berpuncak pada Paskah menyadarkan umat Kristiani akan adanya luka-luka itu dan memahaminya dengan mata bela rasa.

Dan semoga kesadaran ini mendorong terjadinya proses penyembuhan bukan hanya penyembuhan pribadi, melainkan juga penyembuhan kolektif. Selamat merayakan Pekan Suci.

I SUHARYO

Uskup Keuskupan Agung Jakarta

Jumat, 18 Maret 2016

TIDAK MUDAH JADI SUAMI Belajarlah dari Josep (RD Josep Susanto)

TIDAK MUDAH JADI SUAMI
Belajarlah dari Josep
(RD Josep Susanto)

Yang saya maksud adalah Santo Josep yang pestanya akan kita rayakan setiap tanggal 19 Maret.

Saya tergelitik untuk membahas Matius 1:19-20

19. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud MENCERAIKANNYA dengan diam-diam.
20. Tetapi ketika ia MEMPERTIMBANGKAN maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi.....

Jujur, saya tidak pernah sepenuhnya membayangkan apa yang dipikirkan/dirasakan oleh para suami.

Cuma satu hal yang bisa saya perhatikan dari para suami yang saya kenal, yaitu: SUNGGUH TIDAK MUDAH MENJADI SEORANG SUAMI (YANG BAIK DAN SETIA).

Kadang saya kasihan dengan suami-suami ini ketika harus menanggung tanggungjawab yang luar biasa berat.

Meski katanya laki-laki selalu pakai rasionya dalam berpikir dan bertindak, tetapi saya yakin laki-laki pasti juga punya hati dan perasaan. Cuma kadang laki-laki tidak pintar dalam menggunakan perasaannya.

Suami adalah kepala keluarga.
Sudah selayaknya ia dihormati, didengar, dihargai dan diakui sebagai pemimpin di dalam rumah tangga.
Tetapi kadang istri, anak-anak, (juga kadang mertua) tidak bisa menunjukkan hal itu dengan baik.

Setahun dua tahun mungkin seorang suami yang tidak dihargai masih bisa bertahan. Tetapi entah sampai berapa lama ia sanggup bertahan.

Dan parahnya, para suami tidak punya teman untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan itu.

Kalau ia cerita kepada orang lain (teman-temannya), harga dirinya pasti akan hancur seketika karena akan dianggap rendah oleh mereka. Kadang gengsinya lebih kuat di atas perasaannya.

Dan kalau ia bercerita kepada ORANG YANG SALAH, ia akan masuk ke jurang yang disebut orang "perselingkuhan."

Para suami juga manusia biasa, kadang bisa salah dalam bertindak, bertutur kata, ataupun dalam menggambil keputusan.

Tidak selamanya para suami ada di puncak:

Terkadang mereka juga harus menerima kenyataan aliran rejekinya sedang kering, berada di bawah dan terpuruk.

Terkadang egonya sebagai laki-laki membakar pikiran, kata-kata dan tindakannya.

Terkadang ia tidak tahan dengan sikap dan perlakuan istrinya yang sudah dipendam sekian lamanya.

Terkadang ia harus berhadapan pada ketidakmampuan dan keterbatasannya sendiri dalam membahagiakan istri dan mendidik anak-anaknya.
Sungguh sebuah siksaan ketika suami menyadari hal itu dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Terkadang ia hanya bertahan pasrah, mencoba hanya diam, hanya karena tidak mau saling menyakiti.

Untuk para suami, belajarlah dari Santo Josep, laki-laki yang berjuang sekuat tenaga untuk baik dan setia.

Santo Josep pun sama seperti Anda,
ia berjuang keras untuk memahami,
dan menerima kenyataan yang sulit diterimanya.

Santo Josep pun sama seperti Anda, mencari jalan keluar manusawi yang terbaik sejauh yang ia mampu pikirkan (pergi/menceraikan Maria diam-diam), asal ia tidak menyakiti Maria.

Tetapi ada 1 hal yang membedakan Santo Josep dari para suami kebanyakan:

Ia melibatkan Tuhan,
Ia mempertimbangkan segala sesuatu bersama Tuhan,
Tuhan menyadarkannya pada TUGAS UTAMA yang dipercayakan Tuhan kepadanya, yaitu Melindungi Keluarga Kudus Nazaret.
Dan Santo Josep menjalani tugas itu dengan segala resikonya, sampai ia menutup mata.

Untuk para istri,
Hormati, sayangi, hargai suamimu,
selagi ia masih berada di sisimu.

Santo Josep, Pelindung Keluarga Kudus, DOAKANLAH KAMI.

Selamat Pesta Santo Josep
Sabtu, 19 Maret.

Kamis, 10 Maret 2016

Telah pulang ke rumah Bapa Mgr Andreas Henrisoesanta SCJ

Telah pulang ke rumah Bapa 

Mgr Andreas Henrisoesanta SCJ - 

Uskup Emeritus Tanjung Karang - 
pada 10 Maret 2016 pukul 14. 20 
di RS St Carolus - Jakarta.

Misa Requiem di Katedral Tanjung Karang direncanakan pada:
hari Minggu tgl 13 Maret 2016, 
pkl 11 WIB. 
Mohon doanya.

Kamis, 03 Maret 2016

HOAX: Berita tentang INDULGENSI

Shalom Sahabat2 Kristus 😊😊
Ada info dari Romo Jost Kokoh, Pr mengenai Pengakuan Dosa tgl. 4 & 5 Mar 2016 yg dilakukan secara serentak oleh Gereja Katolik Roma di seluruh dunia.


JUST INFO

Beredar info seperti ini di WA dan BBM.

---------------------------
INDULGENSI
Tg 4 & 5 Maret Gereja Katolik  di seluruh dunia  akan membuka Holy door (pintu utama Gereja tsb)  utk pengakuan dosa selama 24 jam penuh. Orang2 yg mengaku dosa selama tgl tsb hrs masuk lwt pintu utama/holy door (tidak boleh masuk lewat pintu samping) dan yg mengaku dosa di 2 hari tsb akan mendapatkan indulgensi/pengampunan penuh thd dosa seberat apapun (kecuali dosa menghujat Roh Kudus← dosa yg tdk akan diampuni sm sekali oleh Allah).

Pengampunan dosa seperti ini diadakan hanya per 50 thn sekali /25 thn sekali sehubungan dgn tahun yubelium/tahun rahmat.

NB: kita perlu mendoakan leluhur2 kita jg. Kita kdg tdk tahu sejarahnya perbuatan apa sj yg tlh dilakukan  leluhur kita. Jikalah leluhur kita dl adl org yg menyembah berhala/peramal/pezinah /penjudi dsb kutuknya akan sampai ke generasi ke 3-7 (bs cek di Alkitab), mari kita doakan agar Allah mengampuni leluhur kita tsb, shingga Allah mau memutuskan kutuk2 tsb biar tdk ditimpakan ke kita dan keturunan kita.
Segera cari info Gereja mana yang ditunjuk di kota Anda.
-----------------------------

TANGGAPAN:
Info itu baik tapi tidak seluruhnya benar,  apalagi tidak ada pengirimnya yang jelas tercantum di sana (misal komlit atau kuria, dsb).

Beberapa hal yang kurang tepat, misalnya:
1. Membuka Holy Door tgl. 4-5 Maret.
Holy Door itu dibuka pada awal tahun Yubileum (8 Des 2015) dan akan ditutup pada penutupan tahun Yubileum  (20 Nov 2016).

2. Holy Door juga bukan pintu utama.

3. 4-5 Maret adalah hari doa, 24 jam untuk Tuhan.
Ada kesempatan pengakuan dosa. Tapi untuk indulgensi, pengakuan hanyalah salah satu syarat. Setiap Keuskupan setempat biasanya sudah menerbitkan booklet tentang Tahun Yubileum Kerahiman ini.

4. Katekese SKI - Sekolah Kerahiman Ilahi seputar "4 dan 5 Maret 2016,
24 jam untuk Tuhan"

Dalam rangka Yubileum “Tahun Kerahiman Ilahi”- Kerahiman Allah yang Memerdekakan- ,
Paus meminta supaya semua Gereja terbuka 24 jam pada hari Jumat dan Sabtu sebelum Minggu Prapaskah IV, yaitu pada tgl 4 dan 5 Maret 2016 bagi umat Katolik yang entah mau berdoa, bermeditasi, ber adorasi, ber-rekonsiliasi dll.

"...Gagasan "24 jam untuk Tuhan" yang harus dirayakan pada hari Jumat dan Sabtu sebelum Minggu Prapaskah IV, hendaknya dilaksanakan di setiap keuskupan. Begitu banyak orang, sedang kembali ke Sakramen Rekonsiliasi; Lewat pengalaman rekonsiliasi ini, mereka menemukan kembali jalan pulang kepada Tuhan, menghayati saat doa yang sungguh khusyuk, dan menemukan makna dari kehidupan. Marilah kita menempatkan Sakramen Rekonsiliasi pada pusat kehidupan kita sehingga sakramen ini akan memampukan manusia menyentuh keagungan belas kasihan Allah dengan tangan mereka sendiri. Bagi setiap petobat, sakramen ini akan menjadi sumber damai batin yang sejati.."
- Paus Fransiskus, MV 17

KONTEKS
Paus Fransiskus menghimbau diadakannya “HARI DOA”: rekoleksi, refleksi dan rekonsiliasi selama dua hari itu.

Paus juga meminta agar gereja-gereja membuka pintunya selama 24 jam untuk setiap umat yang mau datang kepada Kerahiman Ilahi.

Pada dua hari itu yang adalah hari “Jumat Pertama” dan “Sabtu Pertama”, kita diberi kesempatan untuk mengaku dosa, untuk berdoa di hadapan Allah sekaligus ber-rekonsiliasi dengan Tuhan, sesama dan semesta.

Paus menambahkan, ini adalah kesempatan untuk berdoa bersama-sama dengan seluruh Gereja, seluruh dunia. Tak tahukah kamu betapa kuat dan dahsyatnya kekuatan doa bersama dan serentak ini?

Tentang Sakramen Tobat, Paus Fransiskus mengatakan bahwa:
“Mengaku dosa bukanlah memasuki sebuah ruang penghakiman/pengadilan yang mengerikan; gunung kerahiman Allah begitu besar, kita saja yang malas untuk datang memohon kerahiman Tuhan; janganlah takut untuk mengaku dosa. Manusia bisa saja jatuh dalam dosa, pergilah, menyesal, bertobat, kita diampuni, kita lalu bangkit lagi. Saya sendiri setiap 15 hari mengaku dosa, sebab saya juga seorang pendosa.”

PRAKTEK:
Pelbagai tempat, pelbagai Gereja tentunya dapat memilih cara dan bentuknya sendiri, sesuai dengan situasi dan keadaan khusus mereka. Yang bisa dibuat selain mengaku dosa pastinya, adalah sebuah “gerakan iman” berpola “ABCD”, yakni:
A: Adorasi
B: Baca kitab suci
C: Cintai ekaristi
D: Doa doa devosi

Beberapa inisiatif lain yang bisa dilakukan untuk mengisi “24 jam”, misalnya: renungan khusus tentang kerahiman ilahi, refleksi tentang sakramen pengampunan, tersedianya buku/bacaan rohani, doa jalan salib, penampilan vocal group atau paduan suara/kor lagu-lagu tobat/kerahiman, menonton film/video tentang kain Kafan, doa meditatif dengan lagu-lagu Taize, doa Brevir bersama umat pada pagi, siang, sore dan malam (Laudes - Hora Media – Vesperae – Completorium), dll.

Bisa juga dihadirkan pelbagai katekese tentang kerahiman Tuhan, kerahiman dalam keluarga, membangun budaya kerahiman dalam hidup bersama; katekese tentang sakramen rekonsiliasi.

Salam HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestu

Rabu, 10 Februari 2016

PESAN BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-24 2016

PESAN BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS
UNTUK HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-24
2016

Mempercayakan diri kepada Yesus yang berbelas kasih seperti Maria:
“Lakukanlah apa pun yang Dia katakan padamu” (Yoh 2:5)

Saudari-saudara terkasih,
Hari Orang Sakit Sedunia ke-24 memberi saya kesempatan khusus untuk mendekatkan diri kepada Anda, sahabat-sahabat terkasih yang sakit, dan kepada mereka yang merawat Anda.
Tahun ini, karena Hari Orang Sakit akan dirayakan dengan khidmat di Tanah Suci, saya ingin menawarkan sebuah renungan dari Injil tentang pesta perkawinan di Kana (Yoh 2:1-11), dimana Yesus melakukan mukjizat-Nya yang pertama melalui campur tangan Ibunda-Nya. Tema yang dipilih – Mempercayakan diri kepada Yesus yang berbelas kasih seperti Maria: “Lakukanlah apa pun yang Dia katakan padamu” (Yoh 2:5) – sungguh sesuai dengan semangat Yubileum Agung Kerahiman. Perayaan Ekaristi Hari Orang Sakit ini akan dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2016, pada peringatan liturgis Santa Perawan Maria dari Lourdes, di Nazaret, dimana “Sang Sabda telah menjadi daging dan tinggal di antara kita” (Yoh 1:14). Di Nazaret, Yesus memulai misi keselamatan-Nya, dengan menerapkan kepada diri-Nya kata-kata Nabi Yesaya, sebagaimana diceritakan Penginjil Lukas: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan bagi orang-orang tahanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang” (Luk 4:18-19).
Penyakit, di atas semuanya penyakit yang berat, selalu menempatkan keberadaan manusia dalam krisis dan membawa serta pertanyaan yang begitu dalam. Tanggapan pertama kita bisa jadi merupakan satu pemberontakan: Mengapa ini terjadi padaku? Kita dapat merasa putus asa, berpikir bahwa semuanya telah hilang, bahwa semua hal dalam hidup ini  tidak mempunyai arti lagi.
Dalam situasi-situasi ini, iman kepada Allah pada satu sisi diuji, namun pada waktu yang sama dapat menyatakan semua sumber daya positifnya. Bukan karena iman menyebabkan penyakit, rasa sakit, atau pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, menghilang, tetapi karena iman menawarkan kunci yang membantu kita dapat menemukan makna terdalam dari apa yang sedang kita alami; sebuah kunci yang membantu kita melihat bagaimana penyakit dapat menjadi jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Yesus yang berjalan di sisi kita, yang dibebani oleh salib. Dan kunci ini diberikan kepada kita oleh Maria, Bunda kita, yang telah lebih dulu mengenal jalan ini.
Pada pesta perkawinan di Kana, Maria adalah perempuan bijaksana yang melihat masalah serius bagi kedua mempelai: anggur, simbol sukacita pesta, telah habis. Maria mengetahui adanya kesulitan, dalam beberapa hal menyelesaikan dengan caranya sendiri, dan bertindak dengan cepat dan hati-hati. Dia tidak sekedar menonton, dalam waktu singkat menemukan dimana letak masalahnya, tetapi lebih dari itu, dia berpaling kepada Yesus dan mengajukan kepada-Nya persoalan yang nyata: “Mereka kehabisan anggur” (Yoh 2:3). Dan ketika Yesus mengatakan padanya bahwa sekarang belum tiba waktunya bagi Dia untuk menyatakan diri-Nya (bdk. Ayat 4), Maria mengatakan kepada para pelayan: “Lakukanlah apa pun yang Dia katakan padamu” (ayat 5). Kemudian Yesus melakukan mukjizat, mengubah air menjadi anggur, anggur yang dengan seketika menjadi anggur yang terbaik dalam keseluruhan pesta. Pelajaran apa yang dapat kita tarik dari misteri pesta perkawinan di Kana ini bagi Hari Orang Sakit Sedunia?
Pesta perkawinan di Kana merupakan suatu gambaran Gereja: di pusatnya ada Yesus yang dalam belaskasih-Nya mengerjakan suatu  tanda; di sekitar Yesus ada para murid, buah-buah pertama dari komunitas yang baru; serta di samping Yesus dan para murid ada Maria, Ibu pemelihara dan pendoa. Maria ambil bagian dalam kegembiraan orang kebanyakan dan membantunya untuk tumbuh; dia menjadi perantara dengan Puteranya atas nama kedua mempelai dan semua tamu yang diundang. Yesus juga tidak menolak permintaan ibu-Nya. Betapa besar harapan yang ada dalam peristiwa itu bagi kita semua! Kita memiliki seorang Ibu yang lemah lembut dan yang selalu waspada, seperti Puteranya; sebuah hati yang penuh kasih keibuan, seperti Dia; tangan-tangan yang ingin membantu, seperti tangan-tangan Yesus yang memecah-mecah roti bagi mereka yang lapar, menjamah yang sakit dan menyembuhkan mereka. Semua ini memenuhi kita dengan kepercayaan dan membuka hati kita bagi rahmat dan belaskasih Kristus.
Kepengantaraan Maria membuat kita mengalami penghiburan yang membuat rasul Paulus memuliakan Allah: “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah” (2Kor 1:3-5). Maria adalah Ibu “penghiburan” yang menghibur anak-anaknya.
Di Kana ciri khas Yesus dan misi-Nya terlihat dengan jelas: Dia datang untuk menolong mereka yang berada dalam kesulitan dan yang kekurangan. Memang, di medan pelayanan mesianis-Nya, Dia menyembuhkan banyak orang dari berbagai penyakit, kelemahan-kelemahan dan roh-roh jahat, memberi penglihatan pada yang buta, membuat orang yang lumpuh berjalan, memulihkan kesehatan dan martabat bagi mereka yang lepra, membangkitkan yang mati, dan mewartakan kabar baik kepada orang miskin (bdk. Luk 7:21-22). Permintaan Maria pada pesta perkawinan, yang didorong oleh Roh Kudus pada hati keibuannya, dengan jelas memperlihatkan bukan hanya kekuasaan Yesus sebagai Juru Selamat tetapi juga belas kasih-Nya.
Dalam keprihatinan Maria, kita menyaksikan pantulan kelembutan hati Allah. Kelembutan hati yang sama ini hadir di dalam hidup semua orang yang memberi perhatian kepada orang sakit dan memahami kebutuhan-kebutuhan mereka, bahkan kepada orang-orang yang paling tidak mendapat perhatian, karena mereka memandang orang-orang sakit dan yang tidak mendapat perhatian dengan mata yang penuh cinta. Sedemikian sering seorang ibu menunggui anaknya yang sakit di samping pembaringannya, atau seorang anak yang merawat orangtua yang sudah lanjut usia, atau seorang cucu yang prihatin terhadap kakek-neneknya, menyerahkan doa mereka ke dalam tangan Bunda kita! Untuk orang-orang yang kita cintai yang menderita karena suatu penyakit, kita pertama-tama memohon untuk kesehatan mereka. Yesus sendiri memperlihatkan kehadiran Kerajaan Allah secara khusus melalui penyembuhan-penyembuhan-Nya: “Pergi dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik” (Mat 11:4-5). Tetapi kasih yang dihidupi oleh iman membuat kita memohon bagi mereka sesuatu yang lebih besar daripada kesehatan jasmani: kita memohon kedamaian, ketentraman di dalam hidup yang datang dari hati dan merupakan rahmat Allah, buah dari Roh Kudus, rahmat dari Bapa yang tidak pernah menolak mereka yang memohon kepada-Nya dengan penuh kepercayaan.
Dalam adegan di Kana, selain Yesus dan Ibu-Nya, ada “pelayan-pelayan”, yang kepada mereka Maria katakan: “Lakukanlah apa pun yang Dia katakan padamu” (Yoh 2:5). Tentu saja, mukjizat tersebut sebagai karya Kristus; bagaimanapun, Dia ingin menggunakan bantuan manusia dalam melakukan mukjizat ini. Dia dapat membuat anggur yang secara langsung ada di gentong-gentong. Namun Dia ingin mengandalkan  kerjasama manusia, karena itu Dia meminta pelayan-pelayan untuk mengisi gentong-gentong itu dengan air. Betapa indah dan menyenangkan Tuhan menjadi pelayan  bagi orang lain! Ini lebih daripada apa pun yang membuat kita seperti Yesus, yang “datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani” (Mrk 10:45). Orang-orang yang tak dikenal ini  di dalam Injil  mengajarkan kepada kita suatu hal besar. Tidak sekedar memperlihatkan mereka taat, tetapi mereka taat dengan sepenuh hati: mereka mengisi gentong-gentong sampai penuh (bdk. Yoh 2:7). Mereka percaya pada bunda-Nya dan segera mengerjakannya dengan baik apa yang diminta untuk mereka kerjakan, tanpa mengeluh, tanpa berpikiran macam-macam.
Pada Hari Orang Sakit Sedunia ini marilah kita memohon kepada Yesus di dalam belas kasih-Nya, melalui perantaraan Maria, Ibunda-Nya dan Ibu kita, untuk melimpahkan kepada kita kesiapsediaan yang sama untuk melayani mereka yang membutuhkan, dan secara khusus, saudari-saudara kita yang lemah. Kadang-kadang pelayanan ini terasa melelahkan dan membebani, namun kita tentu yakin bahwa Tuhan pasti akan mengubah upaya-upaya manusiawi kita menjadi sesuatu yang ilahi. Kita juga dapat menjadi tangan, lengan dan hati yang membantu Allah untuk melakukan mukjizat-mukjizat-Nya, yang begitu sering tersembunyi. Kita juga, entah sehat atau sakit, dapat mempersembahkan beban hidup dan penderitaan-penderitaan kita seperti air yang memenuhi gentong-gentong pada pesta perkawinan di Kana dan diubah menjadi anggur terbaik. Dengan diam-diam membantu mereka yang menderita, seperti dalam penyakitnya sendiri, kita memikul salib harian kita di atas bahu kita dan mengikuti Sang Guru (bdk. Luk 9:23). Meskipun begitu pengalaman penderitaan akan selalu merupakan sebuah misteri, Yesus membantu kita untuk mengungkapkan maknanya.
Jika kita mampu belajar mentaati kata-kata Maria, yang mengatakan: “Lakukanlah apa pun yang Dia katakan padamu”, Yesus akan selalu mengubah air kehidupan kita menjadi anggur yang berharga. Demikian Hari Orang Sakit Sedunia ini, yang dirayakan secara khidmat di Tanah Suci, akan membantu memenuhi harapan yang saya nyatakan dalam Bulla Tahun Yubileum Agung Kerahiman: ‘Saya percaya bahwa Tahun Yubelium Agung yang merayakan kerahiman Allah ini akan membantu perkembangan perjumpaan dengan (Yudaisme dan Islam) dan dengan tradisi-tradisi mulia agama lain; semoga hal ini membuka kita pada dialog yang lebih sungguh-sungguh lagi sehingga kita saling mengenal dan mengerti satu sama lain dengan lebih baik; semoga hal ini mengikis setiap bentuk kepicikan pikiran dan sikap kurang hormat, serta menyingkirkan setiap bentuk kekerasan dan diskriminasi’ (Misericordiae Vultus, 23). Setiap rumah sakit dan rumah perawatan dapat menjadi sebuah tanda yang kelihatan dan menjadi tempat untuk mempromosikan budaya perjumpaan dan perdamaian, di mana pengalaman sakit dan menderita, disertai dengan bantuan yang profesional dan semangat persaudaraan, membantu mengatasi setiap keterbatasan dan keterpecahan.
Untuk ini kita diberi teladan oleh dua orang suster religius yang dikanonisasi pada akhir Mei yang lalu: Santa Maria-Alphonsine Danil Ghattas dan Santa Maria dari Baouardy Yesus Tersalib, keduanya puteri dari Tanah Suci. Yang pertama adalah seorang saksi kesabaran/kelembutan dan kesatuan, yang memberi kesaksian yang jelas mengenai pentingnya tanggungjawab kepada satu sama lain, dengan hidup saling melayani. Yang kedua, seorang perempuan yang rendah hati dan buta huruf, yang patuh pada Roh Kudus dan menjadi sebuah sarana perjumpaan dengan dunia muslim.
Kepada semua yang membantu orang sakit dan menderita, saya menyatakan harapan yang saya yakini bahwa mereka akan mengambil inspirasi dari Maria, Bunda Kerahiman. “Semoga kemanisan ketenangannya menjaga kita di dalam Tahun Suci ini, sehingga kita semua dapat menemukan kembali sukacita dari kelembutan hati Allah (ibid, 24), mengijinkannya tinggal di dalam hati kita dan menyatakannya dalam tindakan-tindakan kita! Marilah kita mempercayakan pencobaan-pencobaan dan kesengsaraan-kesengsaraan kita kepada Perawan Maria, bersama dengan sukacita dan penghiburan kita. Marilah memohon kepadanya untuk mengalihkan mata belaskasihnya ke arah kita, khususnya di kala sakit, dan menjadikan kita pantas memandang, wajah kerahiman Yesus Puteranya, kini dan selamanya!
Teriring doa untuk Anda semua, saya melimpahkan Berkat Apostolik.
Dari Vatikan, 15 September 2015
Pada Peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita

FRANSISKUS

Selasa, 09 Februari 2016

✅MENJADi MANUSIA YANG BAHAGIA By: Rm. Ignatius Ismartono, SJ.

Satu lagi dari Sri Paus Franciskus yang sangat menginspirasi.

✅MENJADi MANUSIA YANG BAHAGIA oleh Paus Fransiskus

By: Rm. Ignatius Ismartono, SJ.

👌"Engkau mungkin memiliki kekurangan, merasa gelisah dan kadangkala hidup tak tenteram, namun jangan lupa hidupmu adalah sebuah proyek terbesar di dunia ini. Hanya engkau yang sanggup menjaga agar tidak merosot. 🍃Ada banyak orang membutuhkanmu, mengagumimu dan mencintaimu. 💛💙

☝Aku ingin mengingatkanmu bahwa menjadi bahagia bukan berarti memiliki langit tanpa badai, atau jalan tanpa musibah, atau bekerja tanpa merasa letih, ataupun hubungan tanpa kekecewaan. 💦Menjadi bahagia adalah mencari kekuatan untuk memaafkan, mencari harapan dalam perjuangan, mencari rasa aman di saat ketakutan, mencari kasih di saat perselisihan.

✅Menjadi bahagia bukan hanya menyimpan senyum, tetapi juga mengolah kesedihan.

👋Bukan hanya mengenang kejayaan, melainkan juga belajar dari kegagalan.

👋Bukan hanya bergembira karena menerima tepuk tangan meriah, tetapi juga bergembira meskipun tak ternama.

🍂Menjadi bahagia adalah mengakui bahwa hidup ini berharga, meskipun banyak tantangan, salah paham dan saat-saat krisis.

🌻Menjadi bahagia bukanlah sebuah takdir, yang tak terelakkan, melainkan sebuah kemenangan bagi mereka yang mampu menyongsongnya dengan menjadi diri sendiri.

🍀Menjadi bahagia berarti berhenti memandang diri sebagai korban dari berbagai masalah, melainkan menjadi pelaku dalam sejarah itu sendiri.

👋Bukan hanya menyeberangi padang gurun yang berada diluar diri kita, tapi lebih dari pada itu, mampu mencari mata air dalam kekeringan batin kita.

🍄Menjadi bahagia adalah mengucap syukur setiap pagi atas mukjizat kehidupan.

🌾Menjadi bahagia bukan merasa takut atas perasaan kita. Melainkan bagaimana membawa diri kita. Untuk menanggungnya dengan berani ketika diri kita ditolak.

🌿Untuk memiliki rasa mantab ketika dikritik, meskipun kritik itu tidak adil.

✅Dengan mencium anak-anak, merawat orang tua, menciptakan saat-saat indah bersama sahabat-sahabat, meskipun mereka pernah menyakiti kita.

⛄Menjadi bahagia berarti membiarkan hidup anak yang bebas, bahagia dan sederhana yang ada dalam diri kita; memiliki kedewasaan untuk mengaku "saya salah"🌝, memiliki keberanian untuk berkata "maafkan saya". 😔🙌

🌟Memiliki kepekaan untuk mengutarakan "Aku membutuhkan kamu" ; memiliki kemampuan untuk berkata "Aku....

👌Dengan demikian hidupmu menjadi sebuah taman yang penuh dengan kesempatan untuk menjadi bahagia.

🍃Di musim semi-mu, jadilah pecinta keriangan. Di musim dingin-mu, jadilah seorang sahabat kebijaksanaan.

💦Dan ketika engkau melakukan kesalahan, mulailah lagi dari awal. Dengan demikian engkau akan lebih bersemangat dalam menjalankan kehidupan.

🍀Dan engkau akan mengerti bahwa kebahagiaan bukan berarti memiliki kehidupan yang sempurna, melainkan menggunakan airmata untuk menyirami toleransi, menggunakan kehilangan untuk lebih memantabkan kesabaran, kegagalan untuk mengukir ketenangan hati, penderitaan untuk dijadikan landasaan kenikmatan, kesulitan untuk membuka jendela kecerdasan.

💙Jangan menyerah... Jangan berhenti menghasihi orang orang yang engkau cintai. Jangan menyerah untuk menjadi bahagia karena kehidupan adalah sebuah pertunjukan yang menakjubkan.

Dan engkau adalah seorang manusia yang luar biasa!"👍

- Paus Fransiskus.      -Sekali lagi mungkin iman kita berbeda tapi jangan mencari keperbedaannya kita bisa renungkan esensi filosofi yg terkandung.🌟🎀💗

MAKNA ABU MENURUT KITAB SUCI (RM Josep Susanto, Pr.)

MAKNA ABU
MENURUT KITAB SUCI
(RM Josep Susanto, Pr.)

Sebelum kita menerima Abu di dahi kita di Hari Rabu Abu, ada baiknya kita mengerti makna dibalik simbol ABU dalam tradisi Kitab Suci.

Kata ABU beberapa kali muncul bersamaan dengan kata DEBU. Dua kata ini berasal dari akar kata yang sama. APAR = Debu, IPER= Abu.

Debu adalah benda terkecil (pada zaman itu, sebelum ditemukan atom atau partikel), sifatnya: tidak ada artinya, mengotori, tak berguna dan tak bermanfaat, namun masih bisa dilihat.

Sementara Abu mengacu pada sisa-sisa benda-benda yang dibakar. Mengacu pada kemusnahan sesuatu yang ada menjadi tiada, kesia-siaan, dan tidak punya arti lagi.

Abraham ketika Ia berbicara dengan Tuhan, mengakui dirinya hanyalah debu dan abu (Kej 18:27).

Debu dan abu adalah benda yang mempunyai derajat paling rendah di antara benda-benda lainnya.

Dalam kitab Samuel dikatakan debu dan abu adalah tempat tinggal orang-orang miskin dan orang lemah. Allah mengangkat mereka dari debu dan abu. 1Sam 2:8.

Ada beberapa tokoh dalam Kitab Suci yang menggunakan ritual pertobatan dengan menggunakan debu dan abu:

1. Ayub. 42:6 "Ayub bertobat dalam debu dan abu"

2. Nabi Yehezkiel menyerukan pertobatan kepada Israel dengan menaruh abu di atas kepala dan berguling dalam debu. (Yeh 27:30)

3. Raja Niniwe setelah mendengar nubuat penghukuman yang disampaikan Yunus. Raja ini menyesal dan duduk di atas debu (Yun 3:6).

Dari beberapa contoh kemunculan debu dan abu di atas, kita bisa menarik inspirasi dari tindakan pertobatan dengan penerimaan abu di dahi kita:

PERTAMA
Kita melihat SIAPA DIRI KITA di hadapan Allah. Tuhan lah Allah, Raja atas diri kita, sementara kita bukanlah apa-apa, tidak berarti, seorang hamba sahaya, tetapi DIKASIHI olehNya.

KEDUA
Debu dan abu adalah simbol hancurnya hati dan diri kita setelah kita menyadari betapa DOSA TELAH MERUSAK DIRI KITA sedemikian rupa.

Kita menjadi tidak bisa berpikir jernih, penuh nafsu dan tipu daya, pintar bersandiwara, melakukan kebohongan demi kebohongan.

Karena dosa kita lupa bahwa kita membutuhkan Tuhan dan sesama. Kita menjadi sedemikian sombong, angkuh dan congkak hati.

KETIGA
Menjadi debu dan abu artinya kita meninggalkan kedirian kita, dengan segala kesombongan, sifat egois, segala hal-hal yang merusak identitas kita sebagai anak-anak Allah, yang telah ditebus oleh Darah Anak Allah.

KEEMPAT
Kesadaran bahwa diri kita adalah debu membantu kita untuk melihat orang lain.

Kita semua berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu, maka tidak perlu ada yang disombongkan lagi. Tidak perlu seorang pun merasa lebih hebat dari orang lain lalu memandang rendah orang lain.

KELIMA
Sebutir debu tidak akan terlihat oleh mata. Debu akan terlihat bila dikumpulkan bersama debu lainnya.

Bukankah dunia ini berasal dari kumpulan milyaran debu. Maka diriku yang adalah debu, akan lebih menemukan eksistensi dan maknanya, ketika aku berada bersama yang lain.

Aku memerlukan orang lain, dan orang lain pun memerlukan aku.

Selamat memasuki MASA PENUH KERAHIMAN ALLAH.

Bagaimana cara menjalankan pantang dan puasa? Lihat gambar berikut ini:


Selasa, 26 Januari 2016

26 Januari St. Timotius dan St. Titus


 26 Januari
 St. Timotius dan St. Titus

St. TimotiusSelain menjadi orang kudus dan uskup pada masa Gereja Perdana, St. Timotius dan St. Titus memiliki sesuatu yang istimewa. Mereka berdua menerima karunia iman melalui pewartaan St. Paulus.

Timotius dilahirkan di Listra di Asia Kecil. Ibunya adalah seorang Yahudi dan ayahnya bukan. Ketika St. Paulus datang untuk mewartakan Injil di Listra, Timotius, ibu serta neneknya, semuanya menjadi pengikut Kristus. Beberapa tahun kemudian, Paulus kembali lagi ke Listra dan bertemu dengan Timotius yang sudah tumbuh dewasa. Paulus merasa bahwa Timotius dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi seorang pewarta Injil. Paulus mengajaknya bergabung dengannya untuk mewartakan Injil. Jadi demikianlah, Timotius meninggalkan rumah dan keluarganya untuk mengikuti Paulus. Segera juga ia mengalami penderitaan sama seperti yang dialami oleh Paulus. Mereka berdua merasakan sukacita yang besar dalam mewartakan Sabda Tuhan kepada banyak orang. Timotius adalah murid kesayangan rasul besar ini, sudah seperti anaknya sendiri. Timotius pergi kemana pun Paulus pergi, hingga ia menjadi Uskup Efesus. Timotius tinggal di Efesus untuk menggembalakan jemaat-Nya. Sama seperti St. Paulus, Timotius juga wafat sebagai martir.

Titus adalah seorang bukan Yahudi dan tidak percaya kepada Tuhan. Ia pun juga menjadi murid St. Paulus. Titus seorang yang murah hati dan giat bekerja. Dengan penuh sukacita ia mewartakan Kabar Gembira bersama dengan Paulus dalam perjalanan kerasulan mereka. Oleh karena Titus seorang yang dapat dipercaya, Paulus tanpa ragu mengutusnya dalam banyak “misi” kepada komunitas-komunitas Kristiani. Titus membantu umat memperteguh iman mereka kepada Yesus. Ia juga mampu memulihkan perdamaian apabila terjadi perselisihan di antara jemaat Kristiani. Titus dianugerahi karunia istimewa sebagai pembawa damai. Paulus amat menghargai karunia yang dimiliki Titus ini dan mengenalinya sebagai karya Roh Kudus. Paulus akan mengirim Titus untuk mengatasi persoalan-persoalan yang timbul. Ketika Titus ada di antara  suatu kelompok jemaat Kristiani, orang-orang yang bersalah akan menyesali perbuatan mereka. Mereka akan memohon pengampunan dan berusaha memperbaiki apa yang telah mereka lakukan. Ketika damai telah tercapai, Titus akan kembali serta melaporkan hasil baiknya kepada Paulus. Hal ini mendatangkan sukacita bagi Paulus dan jemaat Kristiani yang lain. St. Paulus mengangkat Titus sebagai Uskup di Pulau Kreta, di mana ia tinggal hingga akhir hayatnya.

“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2Timotius 4:2)

25 Januari Pesta Bertobatnya St. Paulus, Rasul

 25 Januari
 Pesta Bertobatnya St. Paulus, Rasul

Paulus hidup pada jaman Yesus, tetapi sejauh yang kita ketahui, mereka berdua tidak pernah bertemu muka. Paulus dulunya bernama Saulus. Sebagai seorang pemuda, ia adalah seorang murid agama Ibrani yang amat cerdas. Ketika ia telah lebih dewasa, ia mulai menganiaya para pengikut Yesus.  

Dalam Kisah Para Rasul dalam Kitab Suci, kita dapat membaca kisah tentang pertobatan Saulus yang menakjubkan (Kis Bab 9:1-22). Apa yang terjadi? Suatu hari, Saulus sedang dalam perjalanan ke kota Damsyik untuk menangkap para pengikut Kristus. Tiba-tiba, suatu sinar yang amat terang melingkupi dia. Sementara ia jatuh rebah ke tanah dan menjadi buta, ia mendengar suatu suara yang berkata, “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Saulus menjawab, “Siapakah Engkau, Tuhan” Dan suara itu menjawab, “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.” Saulus amat terperanjat dan bingung. Beberapa saat kemudian ia bertanya, “Apa yang Engkau ingin aku lakukan?” Yesus memintanya untuk melanjutkan perjalanannya ke Damsyik dan disana akan dikatakan kepadanya apa yang harus diperbuatnya.

Pada saat itulah, melalui kuasa Tuhan, Saulus menerima karunia percaya kepada Yesus. Dalam keadaan lemah dan gementar, Saulus mengulurkan tangannya untuk meminta pertolongan. Teman-teman seperjalanan menuntunnya memasuki kota Damsyik. Sinar yang amat terang itu telah membutakan matanya untuk sementara waktu. Sekarang, setelah buta matanya, ia benar-benar dapat “melihat” kebenaran. Dan Yesus telah datang secara pribadi kepadanya, berjumpa dengannya, mengundangnya untuk bertobat. Saulus menjadi seorang murid yang amat mengasihi Yesus. Setelah ia dibaptis, yang dipikirkannya hanyalah membantu orang-orang lain untuk mengenal serta mencintai Yesus, Sang Juruselamat.

Kita mengenal Saulus dengan nama Romawinya yaitu Paulus. Ia disebut “rasul”. Ia menjelajah ke seluruh dunia untuk mewartakan Kabar Gembira. Tak terhitung banyaknya orang yang telah dihantarnya kepada Yesus. Ia bekerja dan harus menderita. Para musuhnya telah beberapa kali berusaha membunuhnya. Namun, itu semua tidak dapat menghentikannya untuk mewartakan Injil. Ketika Paulus sudah tua dan lemah, sekali lagi ia dijebloskan ke dalam penjara dan dijatuhi hukuman mati. Meskipun demikian, St. Paulus merasa berbahagia dapat menderita dan bahkan mati bagi Kristus. Rasul besar ini menulis surat-surat yang mengagumkan kepada jemaat Kristiani. Semua suratnya itu tercantum dalam Kitab Suci. Surat-surat tersebut, yang disebut Epistula, seringkali dibacakan dalam Liturgi Sabda dalam Misa.

“Aku tahu kepada siapa aku percaya.” (2Timotius 1:12)   

Senin, 11 Januari 2016

OASE ROHANI KATOLIK bersama RD. ALOYSIUS HADI NUGROHO

Dari Gedung Karya Pastoral KEUSKUPAN  AGUNG JAKARTA, KOMSOS KAJ mempersembahkan:

OASE ROHANI KATOLIK bersama
RD. ALOYSIUS HADI NUGROHO dalam permenungan:
"Yesus penuh kuasa. Ia sdh melakukan apa yang akan diwartakan, bukan hanya teori".
Pk 06.00 & 18.00 WIB

INFORMASI GEREJA: memaparkan berbagai aktivitas paroki se-KAJ
Pkl 13.00 - 15.00 WIB

Sering melihat orang yang begitu AROGAN & senang menggunakan 'kekuasaannya' untuk menekan mereka yang lebih lemah?
Sadarkah kita bahwa sikap arogan itu bisa bermula dari dalam keluarga?
Simak pembahasannya dalam Acara MOZAIK KELUARGA KATOLIK dengan topik:
"KISAH  SANG  PENGUASA"
pk. 08.00 & 20.00 WIB

Silahkan Klik :
http://www.radio.kaj.or.id

Versi  baru siaran 12 jam.
SELASA, 12 Januari 2016
                             
Terima kasih Untuk Broadcast Program Ini