Paus Fransiskus sebagai Person of The Year 2013 oleh majalah Time

Baru 9 bulan menjabat, Paus dipilih menjadi Tokoh Terpilih 2013

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Gabunglah di Twitter kami: https://twitter.com/Katolik_ku

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Kamis, 02 Juni 2016

Berkah Dalem Artinya Apa?

*Berkah Dalem* _Artinya Apa?_
*Hireka Eric*
Saya bukan orang Jawa, maka saya sering penasaran ketika membaca frase "berkah dalem" yang jamak dilontarkan di kalangan teman-teman Jawa saya.
Apa sih artinya?
Apakah ada makna tertentu di balik frase ini?
Iseng-iseng saya memposkan pertanyaan ini pada status Facebook .
Dan ternyata tanggapan yang saya terima cukup beragam.
Seorang kawan bilang, "Tuhan memberkatimu."
Saya pun menanggapi, "Kok, nggak ada kata Gusti -nya?"
Si kawan itu balas menjawab, "Ngga usah pake Gusti , semua org juga udah tahu maksudnya ..."
Dengan polos saya pun menyimpulkan, "Ooo... berarti, dalem itu sama dengan 'dalam' ya?"
Tak berapa lama kemudian, seorang kawan Jesuit ikut nimbrung.

Pembahasannya lumayan panjang: "Dalem itu rumah."
Kata itu dipakai sebenarnya oleh para abdi di Keraton.
Dengan menyebut dalem, itu menunjuk pada Sultan, sang empunya dalem (rumah, kraton).
Bagi orang Jawa, tidak sopan menunjuk langsung orangnya (ad hominem).
Maka secara implisit menunjuk melalui rumahnya.
Kita kenal pula sampeyan , yang berarti 'kaki', atau panjenengan, yang berarti 'tongkat.'
Panjenengan paling halus, karena semakin 'jauh' dari subyek yg dimaksud."
Saya mengangguk-angguk.
Ooo, begitu ceritanya.
Tetapi tak lama, seorang kawan Jesuit yang lain juga mengomentari perihal sisi historis frase ini.
"Asal usul historis:
Pada waktu itu, umat Katolik memakai sapaan: Deo gratias . Ini berlaku di segala waktu dan tempat.
Lalu muncul "masalah", bagaimana ungkapan dalam bahasa Jawa untuk menyatakan sapaan serupa, mengingat bahwa sapaan pastoral dalam bahasa lokal tidak/belum ada.
Seorang pastor Jesuit di sebuah paroki di desa lalu menciptakan istilah berkah Dalem.
Lama kelamaan ini diterima umat luas (khususnya di Yogyakarta dan Jawa Tengah) bahkan sampai detik ini masih dipakai.
Pastor tersebut  nyaris tidak disebut dalam sejarah, dan ungkapan tersebut tidak dijadikan quotation individual supaya mengumat.
Ini sisi lain kerendahan hati orang tsb. kini ia sudah berbahagia di surga."
Dia melanjutkan dengan penjelasan etimologis: "Coba lihat paralelnya:
1⃣ Deo - Deus - Gusti - Sampeyan Dalem -> (Dalem)
2⃣ Gratias - Gratia - (Grace) - berkat / berkah
Tapi, ini makna etimologis.
Makna spiritualnya bagi perambatan iman umat melampaui bahasa.
Meski tidak tahu karakter historis dan teologisnya, sebagai ekspresi iman, kata-kata tersebut menjadi 'cara berada' umat Katolik saat ini.
Sapaan ini melampaui tempus , signum, dan verbum itu sendiri.
Ungkapan ini ada berkaitan dengan sense partikular umat tertentu.
Bukan secara global-mondial-universal.
Berkah Dalem 
Deo Gratias