VATIKAN—Paus Fransiskus mendapatkan begitu banyak surat — sekitar 30 karung besar setiap minggunya — sehingga Vatikan telah mendirikan kantor khusus untuk menyeleksi dan membaca tumpukan surat yang masuk.
Msgr. Giuliano Gallorini dari sekretariat negara kota Vatikan bertanggung jawab atas Kantor Korespondensi Kepausan dan dibantu oleh satu orang biarawati dan dua orang wanita awam.
Karung-karung surat dibawa dari kantor surat Vatikan ke Terza Loggia di istana apostolik di mana para diplomat Vatikan bekerja. Di sana, tim korespondensi kepausan menyeleksi semuanya, memasukkan surat-surat ke kardus-kardus tanpa penutup yang sudah dilabeli "Bahasa Portugis", "Bahasa Spanyol", "Bahasa Perancis", dan bahasa-bahasa lainnya.
Kadang-kadang ada hadiah-hadiah seperti saputangan buatan sendiri, patung-patung kecil, gambar, tetapi Msgr. Gallorini berkata bahwa sebagian besar surat berupa permohonan doa dan dukungan.
"Mungkin saja ini yang terjadi di zaman kita, namun banyak orang yang berjuang dalam berbagai kesusahan, terutama penyakit. Mereka memohon doa untuk anak-anak, dan mereka menjabarkan situasi ekonomi yang sulit," ujar beliau.
Tim korespondensi membaca semua surat dari Italia dan mengirimkan surat-surat tersebut ke pihak-pihak yang dapat membantu. Sebagai contoh, permintaan bantuan ekonomi akan dikirim ke kantor Caritas paroki yang sesuai, kata monsignor.
Beliau berkata bahwa mereka berusaha melakukan apa yang diinginkan oleh Paus Fransiskus, yaitu mendengarkan orang-orang dengan hati dan pikiran mereka, berbagi dalam penderitaan mereka, dan mencoba menemukan kata-kata yang tepat dalam surat balasannya (mereka mengirimkan surat balasan kepada semua orang!).
Surat yang bagaimana yang mencapai meja Sri Paus sendiri?
Msgr. Gallorini menjawab, "Kasus-kasus yang lebih rumit" atau sensitif. Surat-surat semacam itu akan diteruskan ke para sekretaris Paus yang kemudian memastikan Sri Paus sendiri yang akan membacanya, dan memutuskan bagaimana menyelesaikannya.
Paus Fransiskus "selalu berkata bahwa seorang gembala harus hidup di tengah kawanannya, di tengah domba-dombanya, untuk merasakan dan menghidupi pengalaman mereka bersama mereka sendiri," ujar monsignor. Akan tetapi, karena tidak mungkin bagi Paus untuk membaca setiap surat yang diterimanya, Paus meminta tim korespondensinya untuk melakukan pendekatan dengan rasa solidaritas dan kasih yang sama yang akan dia lakukan sendiri.
Berminat mengirim surat ke Vatikan?? Berikut alamatnya:
POPE FRANCIS
Domus Sanctae Marthae
00120 Vatican City State
POPE EMERITUS BENEDICT XVI
Mater Ecclesiae Monastery
00120 Vatican City State
Catatan:
Kantor Korespondensi Kepausan TIDAK mempunyai alamat e-mail. Dulu setelah Paus Benediktus XVI dilantik, Vatikan sempat membuat enam alamat e-mail, namun kesemuanya langsung crash karena begitu banyak e-mail yang masuk. Maka tampaknya kita harus menggunakan cara tradisional
***
Diterjemahkan dan diadaptasi dari:
Carol Glatz. "You definitely got mail! What's inside the papal postbox?" Catholic News Service
http://cnsblog.wordpress.com/2014/01/29/you-definitely-got-mail-whats-inside-the-papal-postbox/
***
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan sumber Facebook Page Gereja Katolik, "Tahukah Anda? — Bagaimana Sih Cara Mengirim Surat ke Bapa Paus?", tertanggal 1 Februari 2014.
***
—Servus Veritatis—
Karung-karung surat dibawa dari kantor surat Vatikan ke Terza Loggia di istana apostolik di mana para diplomat Vatikan bekerja. Di sana, tim korespondensi kepausan menyeleksi semuanya, memasukkan surat-surat ke kardus-kardus tanpa penutup yang sudah dilabeli "Bahasa Portugis", "Bahasa Spanyol", "Bahasa Perancis", dan bahasa-bahasa lainnya.
Kadang-kadang ada hadiah-hadiah seperti saputangan buatan sendiri, patung-patung kecil, gambar, tetapi Msgr. Gallorini berkata bahwa sebagian besar surat berupa permohonan doa dan dukungan.
"Mungkin saja ini yang terjadi di zaman kita, namun banyak orang yang berjuang dalam berbagai kesusahan, terutama penyakit. Mereka memohon doa untuk anak-anak, dan mereka menjabarkan situasi ekonomi yang sulit," ujar beliau.
Tim korespondensi membaca semua surat dari Italia dan mengirimkan surat-surat tersebut ke pihak-pihak yang dapat membantu. Sebagai contoh, permintaan bantuan ekonomi akan dikirim ke kantor Caritas paroki yang sesuai, kata monsignor.
Beliau berkata bahwa mereka berusaha melakukan apa yang diinginkan oleh Paus Fransiskus, yaitu mendengarkan orang-orang dengan hati dan pikiran mereka, berbagi dalam penderitaan mereka, dan mencoba menemukan kata-kata yang tepat dalam surat balasannya (mereka mengirimkan surat balasan kepada semua orang!).
Surat yang bagaimana yang mencapai meja Sri Paus sendiri?
Msgr. Gallorini menjawab, "Kasus-kasus yang lebih rumit" atau sensitif. Surat-surat semacam itu akan diteruskan ke para sekretaris Paus yang kemudian memastikan Sri Paus sendiri yang akan membacanya, dan memutuskan bagaimana menyelesaikannya.
Paus Fransiskus "selalu berkata bahwa seorang gembala harus hidup di tengah kawanannya, di tengah domba-dombanya, untuk merasakan dan menghidupi pengalaman mereka bersama mereka sendiri," ujar monsignor. Akan tetapi, karena tidak mungkin bagi Paus untuk membaca setiap surat yang diterimanya, Paus meminta tim korespondensinya untuk melakukan pendekatan dengan rasa solidaritas dan kasih yang sama yang akan dia lakukan sendiri.
Berminat mengirim surat ke Vatikan?? Berikut alamatnya:
POPE FRANCIS
Domus Sanctae Marthae
00120 Vatican City State
POPE EMERITUS BENEDICT XVI
Mater Ecclesiae Monastery
00120 Vatican City State
Catatan:
Kantor Korespondensi Kepausan TIDAK mempunyai alamat e-mail. Dulu setelah Paus Benediktus XVI dilantik, Vatikan sempat membuat enam alamat e-mail, namun kesemuanya langsung crash karena begitu banyak e-mail yang masuk. Maka tampaknya kita harus menggunakan cara tradisional
***
Diterjemahkan dan diadaptasi dari:
Carol Glatz. "You definitely got mail! What's inside the papal postbox?" Catholic News Service
http://cnsblog.wordpress.com/2014/01/29/you-definitely-got-mail-whats-inside-the-papal-postbox/
***
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan sumber Facebook Page Gereja Katolik, "Tahukah Anda? — Bagaimana Sih Cara Mengirim Surat ke Bapa Paus?", tertanggal 1 Februari 2014.
***
—Servus Veritatis—
0 komentar:
Posting Komentar