Minggu, 14 September 2014

Bunda yang berdukacita

Diperingati setiap tgl. 15 September

Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita
     
 Hari ini Gereja Katolik memperingati Peringatan Wajib Santa Perawan Maria yang Berdukacita. Apa maksudnya? Mengapa wajib diperingati? 

Sebagai seorang manusia yang lahir dari rahim seorang ibu, tentu kita akan mengignat ibu kita, terlebih penderitaan ibu kita sendiri. Adakah seorang anak yang tega membiarkan ibunya menderita, atau setidak-tidaknya tidak ambil pusing dengan penderitaan ibu sendiri? 

Orang yang baik dan setia pada Yesus tidak akan melakukan hal  yang demikian. Pokok permasalahannya ialah, sebagai umat beriman, tentu Bunda Maria menjadi Bunda kita semua oleh karena Yesus telah menjadi penebus bagi semua orang. 

Injil memberitakan bagaimana ramalan nabi Simeon terhadap bunda Maria. Simeon mengatakan bahwa “..suatu pedang akan jiwamu sendiri…” (Luk 2:35).  

Pernahkah terbayang, seorang ibu yang hendak bersukacita akan kelahiran anaknya sendiri harus mendengar “berita miris” bahwa anak yang akan dikandung justru menimbulkan perbantahan dan menembus hati sendiri? Rasa takut, cemas, dan mengerikan akan begitu meliputi. Itulah yang mungkin dirasakan oleh Bunda Maria.

Yesus harus mengalami penderitaan ditolak oleh orang – orang sekitar, namun terlebih memuncak saat penderitaan-Nya di salib, sebuah “ke-martiran” fisik demi teusan banyak orang. Bagaimana dengan Bunda Maria? 

Bunda Maria harus menjadi “martir” dalam hatinya sendiri, sebab penderitaan hati-nya sebagai seorang ibu begitu dahsyat diatas penderitaan hati orang lain. Seorang ibu yang justru siap menerima ramala Simeon yang sungguh mengejutkan, justru mengajarkan bagaimana kita belajar dari sosok Sang Bunda untuk setia kepada Yesus hingga sampai di kaki salib sekalipun hati sungguh sedih dan menderita. Bunda Maria tetap setia kepada Yesus apapun yang terjadi, dan Bunda Maria menyimpan semua perkara yang tak mudah itu di dalam hatinya, namun dngan kasih keibuannya dan kepercayaan akan rencana Allah kemartiran nya dalam hati harus diterima. 

Demikian kita, harus menerima semua hal dalam kehidupan dan siap untuk mengolah apapun yang terjadi, karena Bunda Maria telah menjadi ibu yang memberikan kekuatan hati untuk tetap setia pada perkara hati yang tidak mudah
  
RENUNGAN OLEH: DEUS PROVIDEBIT


Lukisan "Maria, berduka cita" di dinding Gereja Santo Stefano Rotondo, Roma


1. Lihat bunda yang berduka di depan salib Sang Put'ra;air mata bergenang. O betapa jiwa ibu tersedu menanggung pilu,bagai ditembus pedang

2. Bunda Put'ra Tunggal Allah disebut "yang berbahagia"kini sangat bersedih. Hatinya dirundung duka,kar'na Put'ra yang termulia bersengsara di salib.

3. O siapa tidak pilu menyaksikan bunda Kristus menangisiPut'ranya? Dan siapa tak tergugah menyelami duka bundaDalam siksa Anaknya?

4. Dilihatnya Yesus, Put'ra, yang tersiksa dan terlukakar'na dosa umatNya dan bergumul sendirianmenghadapi kematian menyerahkan nyawaNya.

5. Wahai bunda, sumber kasih, biar turut kuhayatidukamu yang mencekam; biar hatiku bernyala mengasihiPut'ra Allah dan padaNya berkenan.

6. Biarlah sengsara aib dari Dia yang tersalib tersemat di hatiku;yang ditanggungNya bagiku kudekap bersamamu.

7. Biar aku disampingmu pilu kar'na wafat Kristusdi sepanjang hidupku; inilah keinginanku:di dekat salib Put'ramu besertamu tersedu.

8. O perawan yang terpilih, perkenankan aku iniikut dikau bersedih; biar kematian Tuhandan darahNya yang tercurah kukenangkan tak henti.

9. Biar aku pun terluka, menghayati salib Tuhan,digerakkan kasihNya. Hatiku engkau kobarkan;biar aku dibebaskan dalam penghakimanNya.


10. Biarlah salib Tuhanku jadi benteng naunganku dan kurasa rahmatNya.Bila nanti aku mati, biar aku mewarisi kemuliaan yang baka.

0 komentar:

Posting Komentar