Paus Fransiskus sebagai Person of The Year 2013 oleh majalah Time

Baru 9 bulan menjabat, Paus dipilih menjadi Tokoh Terpilih 2013

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Gabunglah di Twitter kami: https://twitter.com/Katolik_ku

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Selamat Datang di Gereja Katolik Blog

Terimakasih atas kunjungannya, semoga blog ini bermanfaat untuk meningkatkan iman Katolik kita.

Minggu, 15 Desember 2013

NOVENA NATAL


(khusus tanggal 16 Des dilakukan sore hari)


Apabila digabungkan ke dalam perayaan Ekaristi maka sesudah Kata Pembuka oleh Imam, lalu dinyanyikan (02) Ajakan Penantian Almasih, (03) Madah, (04) Mazmur dan Kidung, lalu Doa Pembuka, dan masuk ke Liturgi Sabda dari buku bacaan Misa hari yang bersangkutan. Doa Umat memakai (09) Doa Permohonan (tanpa Bapa Kami). Sesudah Komuni dinyanyikan (08) Kidung Maria. Selain dari itu mengikuti Buku Misa hari yang bersangkutan. Praktisnya Ritus Tobat dihilangkan sebab sudah diganti oleh Ajakan Penantian Almasih, Madah dan Mazmur - Kidung. 
  
01. Pembuka 

* Ya Allah, bersegeralah menolong aku.
* Ya Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu. 
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin, alleluya. 

02. Ajakan Penantian Almasih 

Ulangan. Sembah sujudlah Tuhanmu, Raja yang akan datang 
1. Bergemarlah hai putri Sion, dan bersorak-sorailah putri Yerusalem. Lihatlah, Tuhan akan datang, dan hari itu akan tampaklah Terang yang agung. Gunung-gunung akan meneteskan serba manisan, dan bukit-bukit akan mengalirkan susu dan air madu, karena akan datanglah Nabi yang agung, Dialah yang membarui Yerusalem. Ulangan 
2. Lihatlah, Ia akan datang dari rumah Daud, sebagai Allah dan manusia, dan akan bersemayam di atas singgasana-Nya. Kamulah akan melihat-Nya, maka sukacitalah hatimu. Ulangan 
3. Lihatlah, akan tiba Tuhan Pelindung kita. Yang tersuci dari Israel dengan mahkota kerajaan di atas kepala-nya. Dialah yang akan memerintah dari laut sampai ke laut, dan dari sungai sampai ke ujung bumi. Ulangan 
4. Lihatlah, Tuhan akan menampakkan diri dan tidak akan menipu kamu. Bila Ia bertangguh, hendaklah kamu menunggu dengan tabah, karena sesungguhnya Ia akan datang dan tak lama lagi. Ulangan 
5. Ia akan turun bagai hujan menetesi bumi. Dan pada masa itu akan terbitlah keadilan dan berlimpah kedamaian. Maka para raja sedunia akan menyembah Dia dan segala bangsa akan mengabdi-Nya. Ulangan 
6. Seorang bayi dilahirkan bagi kita, dan digelarkan Allah yang kuat, Ialah yang akan datang bersemayam di atas takhta Daud bapa-Nya, dan memangku tampuk pemerintahan. Ulangan 
7. Hai Betlehem, kota Allah Mahatinggi, dari padamu tampillah Pemimpin Israel. Karena kekal asalnya, maka Ia akan dimuliakan di seluruh dunia. Dan bila ia datang, damailah di atas bumi ini. Ulangan 

03. Madah (PS No. 439, MB No. 316, Yubilate No. 341) 
Pencipta Bintang Semesta

04. Mazmur dan Kidung 

Antifon: Sungguh akan datanglah yang didambakan segala bangsa, dan rumah Tuhan akan penuh kemuliaan. 

Mazmur: 
Bersukacitalah surga dan bersoraklah bumi. Gunung-gunung nyanyikanlah madah pujian.
Hendaklah gunung-gunung menyerukan kesukaan. Dan bukit-bukit mewartakan keadilan.
Karena Tuhan kita akan datang dan akan menyayangi fakir miskin-Nya.
Langit embunkanlah dan awan-awan hujankanlah yang adil. Hendaklah bumi terbuka dan melahirkan Penebus.
Ingatkan akan daku ya Tuhan, sekadar kebaikan-Mu terhadap umat-Mu. Kunjungilah aku dengan selamat-Mu. 
Perlihatkanlah kebaikan-Mu, ya Tuhan dan berilah kami selamat-Mu.
Utuslah ya Tuhan, utuslah Anak Domba, penguasa dunia. Dari padang gurun ke bukit Sion.
Ya Tuhan mahakuasa, pulihkanlah kami kembali. Perlihatkanlah sinar wajah-Mu, maka selamatkanlah kami.
Datanglah, ya Tuhan, dan kunjungilah kami dalam damai.
Supaya bersukacitalah kami di hadapan-Mu dengan segenap hati.
Semoga jalan-jalan-Mu dikenal di bumi dan selamat-Mu diketahui para bangsa.
Bangkitkanlah kuasa-Mu dan datanglah menyelamatkan kami. 
Datanglah ya Tuhan dan janganlah berlambat. Bebaskanlah Umat-Mu dari belenggu dosanya.
Kiranya Engkau ya Tuhan menembusi langit dan turunlah.
Semoga hancur-leburlah gunung-gunung di hadapan-Mu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. 

Antifon: Sungguh akan datanglah yang didambakan segala bangsa, dan rumah Tuhan akan penuh kemuliaan. 

Kidung: 
Meskipun berwujud pada Allah + 
Kristus Yesus tidak mau berpegang teguh * 
Pada kemuliaan-Nya yang setara dengan Allah. 
Ia telah menghampakan diri +
dengan mengambil keadaan hamba *
dan menjadi sama dengan manusia.
Ia kelihatan sebagai seorang manusia dan 
merendahkan diri + 
karena taat sampai mati * 
sampai mati di salib. 
Sebab itu Allah telah meninggikan Dia +
dan menganugerahkan kepada-Nya *
nama yang melebihi segala nama.
Agar dalam nama Yesus + 
bertekuklah setiap lutut * 
di surga tinggi, di bumi dan di bawah bumi. 
Agar setiap lidah mengakui +
untuk kemuliaan Allah Bapa *
Tuhanlah Yesus Kristus.
Kemuliaan kepada Bapa * 
dan Putra dan Roh Kudus. 
Seperti pada permulaan sekarang selalu * 
dan sepanjang segala abad. 

Antifon: Sungguh, sudah genaplah waktunya bagi Allah untuk mengutus Putra-Nya ke dunia. 

05. Capitulum 
P. Sebagai penganjur bagi kita telah masuklah Anak Domba yang tak bernoda, dan telah dinobatkan menjadi Imam Agung, menurut peraturan Melkisedekh sampai selama-lamanya. Dialah Raja yang turunan-Nya tak akan berkesudahan. 
U. Syukur kepada Allah. 

06. Bacaan (Yes 33:7-24) 

07. Renungan 

08. Kidung Maria
Antifon: Lihatlah Raja, Penguasa dunia datang, Ialah yang akan membebaskan kita dari belenggu perhambaan. 

Aku mengagungkan Tuhan 
Hatiku bersukaria karena Allah, Penyelamatku. Sebab Ia memperhatikan daku hamba-Nya yang hina ini. 

Mulai sekarang aku disebut bahagia oleh sekalian bangsa. 
Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang mahakuasa. Kuduslah nama-Nya.
Kasih sayang-Nya turun-menurun kepada orang yang takwa. 
Perkasalah perbuatan tangan-Nya.
Dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya.

Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta, yang hina dina diangkat-Nya. 
Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan. 
Orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong. 

Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel hamba-Nya. 
Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunan-Nya untuk selama-lamanya. 

Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. 

Antifon: Lihatlah Raja, Penguasa dunia datang, Ialah yang akan membebaskan kita dari belenggu perhambaan. 

09. Doa Permohonan
P. Saudara-saudari, Bapa surgawi selalu menyambut baik keinginan manusia kaan Keselamatan. Kini Masa Adven, saat penyelamatan. Marilah kita dengan penuh keyakinan berdoa: 

1. Semoga kita menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya dengan iman yang penuh, harapan yang pasti dan cinta yang lebih manusiawi. Marilah kita mohon: 
U. Tuhan Yesus, datanglah menyelamatkan kami.
2. Semoga Natal Putra Allah membawa kebaikan ke tempat di mana ada kebencian, penghiburan di mana ada kesedihan, kegembiraan di mana ada kesedihan. Marilah kita mohon: 
3. Agar kita bersemangat lagi melaksanakan Sabda Keselamatan dalam kesaksian kristiani di tengah masyarakat lewat hidup dan karya kita. Marilah kita mohon: 
4. Bagi mereka semua yang lebih memerlukan belas kasih ilahi. Semoga dengan hati yang remuk-redam dan semangat tobat, mereka menyambut Putra Allah yang datang untuk mengampuni dan membawa keselamatan. Marilah kita mohon:

P. Kepada-Mu, ya Allah Bapa yang telah menjanjikan Keselamatan dan memenuhinya dalam Putra-Nya, kami pasrahkan permohonan-permohonan ini. Semoga Engkau mendengarkan dan mengabulkan semuanya dalam Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. 

Bapa Kami



Sumber: Buku Novena Natal, Komisi Liturgi KWI, disusun oleh Rm. Bosco da Cunha O.Carm, dengan berpedoman pada buku Novena del Natale, Badia di Cava, Italia, 1984.

Sabtu, 14 Desember 2013

Surat Gembala Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyambut Pemilu Legislatif 2014


SURAT GEMBALA

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI)

MENYAMBUT PEMILU LEGISLATIF 2014 

“JADILAH PEMILIH YANG CERDAS
DENGAN BERPEGANG PADA HATI NURANI”.


Saudara-saudari, segenap umat Katolik  Indonesia yang terkasih,
Bangsa kita sedang bersiap diri menyambut  Pemilu legislatif untuk memilih DPR, DPD dan DPRD yang akan diselenggarakan tanggal 9 April 2014.  Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, Pemilu menjadi peristiwa penting dan strategis karena merupakankesempatan memilih calon legislatif dan perwakilan daerah yang akan menjadi wakil rakyat.


Hak dan Panggilan Ikut Serta Pemilu

Warga negara yang telah memenuhi syarat berhak ikut menentukan siapa yang akan mengemban kedaulatan rakyat melalui Pemilu. Mereka yang terpilih  akan menempati posisi yang menentukan arah dan kebijakan negeri ini menuju cita-cita  bersama, yaitu kesejahteraaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, selain merupakan hak, ikut memilih dalam Pemilu merupakan panggilan sebagai warga negara. Dengan ikut memilih berarti Anda ambil bagian dalam  menentukan arah perjalanan bangsa ke depan. Penting disadari bagi para pemilih untuk tidak saja datang danmemberikan suara, melainkan menentukan pilihannya  dengan cerdas dan sesuai dengan hati nurani. Dengan demikian, pemilihan dilakukan tidak asal menggunakan hak pilih, apalagi sekedar ikut-ikutan. Siapa pun calon dan partai apa pun pilihan Anda, hendaknya dipilih dengan keyakinan bahwa calon tersebut dan partainya akan mewakili rakyat dengan  berjuang bersama seluruh komponen masyarakat mewujudkan cita-cita bersama bangsa Indonesia. Pertanyaannya adalah calon legislatif macam apa yang mesti dipilih dan partai mana yang mesti menjadi pilihan kita.


Kriteria Calon Legislatif

Tidak mudah bagi Anda untuk menjatuhkan pilihan atas para calon legislatif. Selain karena banyak jumlahnya, mungkin juga tidak cukup Anda kenal karena tidak pernah bertemu muka. Para calon legislatif yang  akan Anda pilih, harus dipastikan bahwa mereka itu memang orang baik, menghayati nilai-nilai agama dengan baik dan jujur, peduli terhadap sesama, berpihak kepada rakyat kecil, cinta damai dan anti kekerasan. Calon legislatif yang jelas-jelas berwawasan sempit, mementingkan kelompok, dikenal tidak jujur, korupsi dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kedudukan tidak layak dipilih. Hati-hatilah dengan sikap ramah-tamah dan kebaikan yang ditampilkan calon legislatif hanya ketika berkampanye, seperti membantu secara material atau memberi uang. Hendaklah Anda tidak terjebak atau ikut dalam politik uang yang dilakukan para caleg untuk mendapatkan dukungan suara.  Perlulah Anda mencari informasi mengenai para calon yang tidak Anda kenal dengan pelbagai cara. Demi terjaga dan tegaknya bangsa ini, perlulah kitamemperhitungkan calon legislatif yang mau berjuang untuk mengembangkan sikap toleran  dalam kehidupan antarumat beragama dan peduli pada pelestarian lingkungan hidup. Pilihan kepada calon legislatif perempuan yang berkualitas untuk DPR, DPD dan DPRD merupakan salah satu tindakan nyata  mengakui kesamaan martabat dalam kehidupan politik antara laki-laki dan perempuan, serta mendukung peran serta perempuan dalam menentukan kebijakan dan mengambil keputusan.


Kriteria Partai Politik

Kita bersyukur atas empat kesepakatan dasar  dalam berbangsa dan bernegara yakni  Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Kita percaya bahwa hanya dengan mewujudkan keempat kesepakatan tersebut,  bangsa ini akan mampu mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu, dalam memilih  partai perlu memperhatikan sikap dan perjuangan mereka dalam  menjaga keempat kesepakatan tersebut. Hal yang penting untuk menjadi pertimbangan kita adalah partai yang memiliki calon legislatif dengan  kemampuan memadai dan wawasan kebangsaan yang benar. Partai yang memperjuangkan kepentingan kelompoknya apalagi tidak berwawasan kebangsaan, hendaknya tidak dipilih.  


Pengawasan atas Jalannya Pemilu

Setiap warga negara diharapkan  ikut memantau dan mengawasi proses dan jalannya Pemilu. Pengawasan itu bukan hanya pada saat penghitungan suara, melainkan selama proses Pemilu berlangsungdemi terlaksananya Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia,jujur dan  adil (Luber Jurdil). Kita perlu mendorong dan memberikan dukungan kepada  kelompok-kelompok dalam masyarakat yang dengan cermat mengikuti dan mengritisi proses jalannya Pemilu. Hendaknya Anda mengikuti  secara cermat proses  penghitungan suara  bahkan harus terus mengawasi pengumpulan suara dari tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS) sampai ke tingkat kecamatan dan kabupaten agar tidak terjadi rekayasa dan kecurangan.


Pemilu yang Aman dan Damai

Amat penting bagi semua warga masyarakat untuk menjaga Pemilu berjalan langsung, umum,  bebas, rahasia, jujur, adil, damai dan berkualitas. Jangan sampai terjadi kekerasan dalam bentuk apapun, baik secara terbuka maupun terselubung, karena bila sampai terjadikekerasan maka damai dan rasa aman tidak akan mudah dipulihkan. Perlu  tetap waspada terhadap usaha-usaha memecah belah ataumengadu domba yang dilakukan demi tercapainya suatu target politik. Bila ada sesuatu yang bisa menimbulkan kerawanan,khususnya dalam hal keamanan dan persatuan ini, partisipasi segenap warga masyarakat untuk  menangkalnya sangat diharapkan.


Calon Legislatif
Para calon legislatif, kami hargai Anda karena  tertarik dan terpanggil terjun  dalam dunia politik. Keputusan Anda untuk mempersembahkan diri kepada Ibu Pertiwi melalui jalan itu akan menjadi kesempatan untuk berkontribusi secara berarti bahkan maksimal bagi tercapainya cita-cita bangsa Indonesia. Karena itu, tetaplah memegang nilai-nilai luhur kemanusiaan, serta tetap berjuang untuk kepentingan umum dengan integritas moral dan spiritualitas yang dalam. Anda dipanggil dan diutus menjadi garam dan terang!


Saudara-saudari terkasih,
Ikutlah memilih. Dengan demikian Anda ikut serta dalam menentukan masa depan bangsa. Sebagai umat beriman, marilah kita mengiringi proses pelaksanaan Pemilu dengan doa memohon berkat Tuhan, semoga  Pemilu berlangsung dengan damai dan berkualitas  serta menghasilkan wakil-wakil rakyat yang benar-benar memperhatikan rakyat dan berjuang untuk keutuhan Indonesia. Dengan demikian cita-cita bersama, yaitu kebaikan dan kesejahteraan bersama semakin mewujud nyata.

Semoga Bunda Maria, Ibu segala bangsa, senantiasa melindungi bangsa dan negara kita dengan doa-doanya.   

Jakarta, Januari 2014

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA
Mgr. Ignatius Suharyo                           Mgr. Johannes Pujasumarta



Surat Gembala KWI: Jadilah pembela kehidupan! Lawanlah penyalahgunaan narkoba! thumbnail

         Ketua                                                       Sekretaris Jenderal




Jumat, 13 Desember 2013

POJOK KATEKESE: Keputusasaan Yesus di Salib

Romo, ketika tergantung di salib dan sebelum wafat, Yesus berteriak ”Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Mat 27:46; Mrk 15:34)” Apakah ini tanda keputusasaan Yesus? Mengapa Yesus merasa ditinggalkan oleh Allah? Mohon penjelasan Romo.

Y. Alex Santoso, Lawang

Alex yang terkasih, memang sekilas dengan melihat seruan itu saja, kita bisa mendapat kesan bahwa Yesus putus asa. Kita bisa mengatakan bahwa sebagai manusia, Yesus mengalami kesendirian yang luar biasa. Seruan ini pastilah asli berasal dari Yesus sendiri karena penginjil Markus juga menuliskannya, malahan dalam bahasa Aramis, meskipun pendengarnya bukan orang Yahudi.

Untuk mengerti dengan mendalam, perlu diketahui kebiasaan umum dalam Kitab Suci, yaitu bahwa mengutip awal suatu perikop atau Mazmur, berarti merujuk ke keseluruhan teks tersebut. Nah, kata-kata yang diungkapkan Yesus itu adalah awal Mazmur 22. Karena itu, kita bisa mengatakan bahwa Yesus mendoakan keseluruhan Mzm 22 tersebut.

Kalau kita perhatikan, Mzm 22 terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama (ay 2-19) melukiskan kepedihan dan kesengsaraan yang dialami oleh pemazmur. Uraiannya bernada kepercayaan tapi juga kepedihan karena sengsara yang harus dijalaninya. Hal ini mengingatkan kita pada nyanyian hamba Allah dari Kitab Deutero Yesaya.

Bagian kedua (ay 20-27) berisi jeritan permohonan pemazmur kepada Tuhan agar Tuhan melepaskan dia dari cengkeraman para musuhnya. Nada keputusasaan pada bagian pertama berganti dengan kemantapan iman dan penyerahan kepada Tuhan. Pemazmur mengingat berbagai janji Tuhan dan memantapkan kepercayaan dan harapannya kepada Tuhan.

Bagian ketiga adalah bagian terpenting, khususnya ay 28-29, yaitu menunjukkan kesadaran pemazmur bahwa penderitaan tak akan berakhir sia-sia, tetapi akan menghasilkan buah, yaitu pertobatan para bangsa. Mereka itu akan ”berbalik kepada Tuhan dan . . . akan sujud menyembah di hadapan-Nya” (ay 28). Bagian ini menunjukkan keyakinan pemazmur bahwa penderitaan dan kematiannya tidaklah percuma tetapi menghasilkan buah berlimpah.

Jika dilihat demikian, maka seruan Yesus di salib itu (Mat 27:46; Mrk 15:34) bukanlah tanda keputusasaan, tetapi tanda keyakinan iman bahwa semua sengsara dan kematian-Nya akan menghasilkan pertobatan bangsa-bangsa. Mazmur 22 ini menunjukkan kesadaran Yesus yang dengan kebebasan-Nya memilih menempuh sengsara dan wafat. Mazmur 22 ini mencerminkan keyakinan Yesus bahwa Allah berada pada pihak-Nya dan akan menunjukkan kemenangan-Nya.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM - HidupKatolik.com
--Deo Gratias--


Photo: POJOK KATEKESE

Keputusasaan Yesus di Salib

Romo, ketika tergantung di salib dan sebelum wafat, Yesus berteriak ”Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Mat 27:46; Mrk 15:34)” Apakah ini tanda keputusasaan Yesus? Mengapa Yesus merasa ditinggalkan oleh Allah? Mohon penjelasan Romo.

Y. Alex Santoso, Lawang

Alex yang terkasih, memang sekilas dengan melihat seruan itu saja, kita bisa mendapat kesan bahwa Yesus putus asa. Kita bisa mengatakan bahwa sebagai manusia, Yesus mengalami kesendirian yang luar biasa. Seruan ini pastilah asli berasal dari Yesus sendiri karena penginjil Markus juga menuliskannya, malahan dalam bahasa Aramis, meskipun pendengarnya bukan orang Yahudi.

Untuk mengerti dengan mendalam, perlu diketahui kebiasaan umum dalam Kitab Suci, yaitu bahwa mengutip awal suatu perikop atau Mazmur, berarti merujuk ke keseluruhan teks tersebut. Nah, kata-kata yang diungkapkan Yesus itu adalah awal Mazmur 22. Karena itu, kita bisa mengatakan bahwa Yesus mendoakan keseluruhan Mzm 22 tersebut.

Kalau kita perhatikan, Mzm 22 terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama (ay 2-19) melukiskan kepedihan dan kesengsaraan yang dialami oleh pemazmur. Uraiannya bernada kepercayaan tapi juga kepedihan karena sengsara yang harus dijalaninya. Hal ini mengingatkan kita pada nyanyian hamba Allah dari Kitab Deutero Yesaya.

Bagian kedua (ay 20-27) berisi jeritan permohonan pemazmur kepada Tuhan agar Tuhan melepaskan dia dari cengkeraman para musuhnya. Nada keputusasaan pada bagian pertama berganti dengan kemantapan iman dan penyerahan kepada Tuhan. Pemazmur mengingat berbagai janji Tuhan dan memantapkan kepercayaan dan harapannya kepada Tuhan.

Bagian ketiga adalah bagian terpenting, khususnya ay 28-29, yaitu menunjukkan kesadaran pemazmur bahwa penderitaan tak akan berakhir sia-sia, tetapi akan menghasilkan buah, yaitu pertobatan para bangsa. Mereka itu akan ”berbalik kepada Tuhan dan . . . akan sujud menyembah di hadapan-Nya” (ay 28). Bagian ini menunjukkan keyakinan pemazmur bahwa penderitaan dan kematiannya tidaklah percuma tetapi menghasilkan buah berlimpah.

Jika dilihat demikian, maka seruan Yesus di salib itu (Mat 27:46; Mrk 15:34) bukanlah tanda keputusasaan, tetapi tanda keyakinan iman bahwa semua sengsara dan kematian-Nya akan menghasilkan pertobatan bangsa-bangsa. Mazmur 22 ini menunjukkan kesadaran Yesus yang dengan kebebasan-Nya memilih menempuh sengsara dan wafat. Mazmur 22 ini mencerminkan keyakinan Yesus bahwa Allah berada pada pihak-Nya dan akan menunjukkan kemenangan-Nya.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM - HidupKatolik.com
--Deo Gratias--

Paus Fransiskus dipilih sebagai Person of The Year 2013 oleh majalah Time


TEMPO.COJakarta - Paus Fransiskus dipilih sebagai Person of The Year atau Tokoh Tahun Ini oleh majalah Time edisi Rabu, 11 Desember 2013. Time memilih Paus yang terlahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio ini karena selama sembilan bulan "berkuasa", dia dinilai menjadi suara baru hati nurani.

Paus Fransiskus I yang terpilih sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma pada 13 Maret 2013 lalu memang terkenal nyentrik dan penuh dengan kontroversi. Pada misa pertamanya sebagai Paus, ia menyebabkan kegemparan di antara pengawalnya karena berjalan di tengah kerumunan massa di dekat gerbang Vatikan. Ia bahkan menyempatkan diri menyalami umat meski kondisi cukup ricuh. (Lihat: Foto Person of the Year Time)         

Berikut beberapa kontroversi dari Paus asal Argentina ini:

1. Menolak tinggal di istana
Kehidupan sederhana yang telah dijalani Paus Fransiskus I selama hidupnya ternyata tak hilang meski ia telah menjabat Pemimpin Takhta Suci Vatikan. Ia dikabarkan menolak menempati apartemen mewah khusus bagi Paus di lantai teratas Istana Apostolik Vatikan. Paus Fransiskus lebih memilih tinggal di apartemen yang didirikan oleh mendiang Paus Yohanes Paulus II di dekat Basilika St. Peter.

2. Pernyataannya soal Kain Kafan Turin atau Shroud of Turin
Sejumlah orang yakin bahwa Kain Kafan Turin atau Shroud of Turin adalah pembungkus jasad Yesus pasca-penyaliban. Pada lembaran kain tua itu, tercetak citra samar dari darah yang mengering: seorang pria tinggi berambut panjang dan berjenggot. 

Meski menganggapnya sebagai relikui suci, Gereja Katolik telah sekian lama tidak mengeluarkan pernyataan soal keaslian kain tersebut. Namun, secara eksplisit Paus Fransiskus menyinggung keterkaitan Kain Kafan Turin dengan Yesus dalam rekaman videonya terkait dengan penayangan acara ihwal kain suci itu di televisi Italia.

Paus asal Argentina itu mengatakan, "Pria dalam kafan itu mengundang kita untuk merenungkan Yesus dari Nazaret." "Wajah yang rusak itu, serupa dengan wajah pria dan wanita yang hancur oleh hidup yang tak menghormati martabat mereka, oleh perang dan kekerasan yang menimpa orang-orang lemah," kata Paus seperti dimuat Daily Mail, Ahad, 31 Maret 2013. 

Paus menambahkan, di saat bersamaan, wajah di kain kafan itu menunjukkan kedamaian yang agung. "Tubuh yang disiksa itu menunjukkan sebuah keagungan yang berdaulat".

3. Membasuh Kaki Tahanan Wanita
Selama berabad-abad, paus hanya membasuh kaki tahanan pria sebelum Jumat Agung. Tidak pernah sebelumnya seorang paus membasuh kaki seorang wanita. 

Namun Paus Fransiskus I mendobrak tradisi itu. Ia membasuh dan mencium kaki salah satu narapidana perempuan di penjara di Casal del Marmo, Roma, Italia, Kamis, 28 Maret 2013. Tahanan, yang namanya dirahasiakan, menurut situsTelegraph, adalah seorang muslim Serbia yang tengah menjalani proses hukuman di Italia. 

Ke-12 narapidana yang dibasuh kakinya oleh Paus berusia antara 14 dan 21 tahun, dua di antaranya adalah perempuan. Ritual ini menyimbolkan kejadian sebelum Yesus disalib, di mana dia mencuci kaki ke-12 pengikut setianya. Keterlibatan perempuan dalam upacara ini sempat diulas media karena semua murid Yesus adalah laki-laki.

4. Menolak menggunakan BMW dan Mercedes
Meski telah disediakan kendaraan dinas berupa mobil jenis BMW dan Mercedes yang digunakan pendahulunya, ia justru menolak dan memilih menggunakan mobil bekas jenis Renault keluaran tahun 1984. Seperti dilansir New York Daily News, Kamis 12 September 2013, mobil yang akan dikendarai oleh Paus Fransiskus adalah sumbangan dari Rev Renzo Zocco, seorang pendeta Italia. Ia menggunakan mobil Renault itu untuk memberikan pelayanan terhadap orang-orang miskin di Verona.

5. Percaya Tuhan tapi bukan Tuhan Katolik
Paus Fransiskus kembali membuat pernyataan yang kontroversial bagi umat Katolik. Dalam wawancara dengan harian terbitan Italia, La Repubblica, Rabu, 9 Oktober 2013. Paus asal Argentina itu menjelaskan keyakinannya akan Tuhan. Ia mengatakan meyakini akan adanya Tuhan namun, bukan Tuhan Katolik.

"Saya percaya akan Tuhan, tetapi bukan (kepada) Tuhan Katolik," kata Paus kepada pendiri dan mantan editor harianLa Repubblica, Eugenio Scalfari. "Tuhan bukan Katolik. Tuhan adalah universal, dan kita adalah umat Katolik karena cara kita memuja Dia," ujar Paus.

Lebih jauh, Paus Fransiskus menjelaskan bahwa sebagai pemimpin umat Katolik, dia mempercayai Tuhan dan Yesus Kristus sebagai inkarnasi Tuhan. "Yesus adalah guru dan pemimpin saya. Tetapi Tuhan, Bapa, adalah cahaya dan Sang Pencipta. Itulah yang saya yakini. Apakah menurut Anda keyakinan kita jauh berbeda?" tanya Paus kepada Scalfari.

Senin, 09 Desember 2013

POJOK KATEKESE: Bagaimana mungkin Maria dikandung tanpa noda?

Photo: POJOK KATEKESE

Bagaimana mungkin Maria dikandung tanpa noda? 

Pertanyaan:

Luk 1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Atas dasar apa sdr Maria mengartikan bahwa kata-kata tsb. mengandung makna bahwa rahmat Tuhan sendirilah yang membuatnya tanpa dosa sehingga Maria adalah orang suci yang tidak ada dosa? SALAH! Maria tetap orang berdosa yang membutuhkan rahmat / anugrah penebusan dari Tuhan Yesus. Jika sdr. Maria membaca dengan seksama bahwa keterlibatan Maria disebutkan sangat sedikit, hanya di awal kelahiran. Setelah itu Yesuslah yang ditonjolkan bahkan dalam kitab Suratan dan kitab2 yang lain dalam Perjanjian Baru tidak menonjolkan Maria.
Salam – Samuel
Jawaban:

Shalom Samuel,

Sebenarnya, ada banyak dasar mengapa Gereja Katolik mengajarkan bahwa Maria dikandung tanpa noda, bukan hanya atas dasar Luk 1:28, yang mengatakan bahwa ketika Malaikat menyapa Maria dengan perkataan “Salam, hai engkau yang dikaruniai…” (Hail, full of grace ). Silakan membaca uraian yang lebih lengkap di artikel Maria dikandung tanpa noda: apa maksudnya? (silakan klik). Jika kita perhatikan, memang di seluruh Kitab Suci, tidak ada nabi/ orang lain yang disapa Allah dengan panggilan ‘full of grace‘, bahkan seolah sebagai nama orang tersebut; sapaan itu hanya diberikan kepada Bunda Maria.

Namun, selain dari ayat Kitab Suci, Gereja Katolik melihat bahwa pengajaran Maria tanpa noda tersebut sudah merupakan hal yang diyakini oleh Gereja sejak abad awal, seperti dinyatakan oleh Santo Ephraem (abad ke-4) dan Santo Agustinus (abad ke-5) dengan dasar pemikiran dari Santo Irenaeus (abad ke-2). Maka hal Maria dikandung tanpa noda bukan merupakan pendapat pribadi Maria Brownell atau orang-orang Katolik secara pribadi dalam mengartikan ayat Luk 1:28; melainkan itu sudah menjadi iman para Bapa Gereja sejak zaman Gereja awal. Bagi kami umat Katolik, kami menerima dengan rendah hati apa yang diwahyukan kepada Gereja, sebab kita mempercayai bahwa Kitab Suci tidak untuk diinterpretasikan berdasarkan pendapat dan kehendak pribadi, sesuai dengan yang dikatakan rasul Petrus dalam 2 Pet 1:20. Orang Katolik percaya bahwa Roh Kudus bekerja menuntun para Bapa Gereja dari sejak awal, dan ilham Roh Kudus ini tidak mungkin keliru, sebab jika demikian, hal ini tidak akan dapat bertahan selama berabad-abad.

Namun demikian, Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa Bunda Maria tidak memerlukan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Malah sebaliknya, Gereja Katolik mengajarkan bahwa Maria dikandung tanpa noda hanya mungkin karena rahmat dan jasa Kristus. Jangan lupa bahwa rahmat Keselamatan oleh salib Tuhan Yesus bersifat mengatasi ruang dan waktu; sebab dapat dipandang sebagai berkat bagi seluruh umat manusia dari sejak Adam dan Hawa sampai generasi akhir jaman. Dan Bunda Maria termasuk di dalamnya. Bunda Maria menerima rahmat keselamatan itu terlebih dahulu sebelum terjadinya penyaliban dan kebangkitan Kristus. Hal ini dimungkinkan karena Tuhan Yesus adalah Allah yang tidak terbatas, dan Ia dapat berbuat segala sesuatu yang dipandangnya bijak untuk rencana keselamatan-Nya kepada manusia.

Jadi, walaupun kelihatannya peran utama Bunda Maria ‘hanya’ kecil di awal untuk melahirkan Yesus ke dunia; sesungguhnya Bunda Maria telah mengambil peran yang terbesar dan terpenting. Sebab tanpa kesediaannya, Yesus tidak jadi dilahirkan ke dunia pada saat itu. Apalagi jika kita merenungkan Kitab Suci dengan lebih mendalam, kita dapat melihat, bahwa peran Bunda Maria bukan saja terlihat pada saat awal hidup Yesus di dunia ini, melainkan sepanjang hidup Yesus, bahkan setelah kenaikan Yesus ke surga, Bunda Maria menyertai para rasul. Memang Maria tidak  ditonjolkan di dalam Kitab Suci (dan memang sudah seharusnya demikian, sebab jika tidak, orang dapat menjadi bingung akan siapa sebenarnya tokoh yang ingin ditonjolkan); namun Alkitab menyatakan bahwa Bunda Maria selalu hadir di saat-saat yang penting di dalam hidup Yesus sebagai manusia. Pada saat Yesus menjelma menjadi janin (Luk 1:26-38), kelahiranNya (Luk 2:1-6); saat Ia dipersembahkan di bait Allah (Luk 2:21-38); saat Yesus diungsikan ke Mesir untuk menghindari pembunuhan bayi oleh raja Herodes (Mat 2:13-15); saat Yesus mencapai usia akil balig (Luk 2:41-52); saat Yesus mengadakan mukjizat pertama di Kana (Yoh 2: 1-11); saat Yesus mengajar (Mrk 3:31-35); saat Yesus di salibkan, pada saat hampir semua murid-Nya meninggalkan Dia (Yoh 19: 25-27); dan saat para rasul menanti-nantikan Roh Kudus (Kis 1:14), yang berarti Bunda Maria menyertai para rasul pada saat terbentuknya Gereja awal pada hari Pantekosta.

Tentang peran Maria yang khusus sebagai Ibu Tuhan dan keperawanan Maria, sesungguhnya diakui tidak hanya oleh orang-orang Katolik; sebab para pendiri gereja Protestan, seperti Martin Luther, John Calvin, Zwingli dan John Wesley juga mengakui hal ini. Ulasan yang lebih lengkap ada di artikel Bunda Maria tetap perawan, mungkinkah? (silakan klik). Beberapa kutipannya adalah sebagai berikut:

1. Martin Luther (1483-1546): “Sudah menjadi iman kita bahwa Maria adalah Ibu Tuhan dan tetap perawan…. Kristus, kita percaya, lahir dari rahim yang tetap sempurna (‘a womb left perfectly intact’)”

2. John Calvin (1509-1564): “Ada orang-orang yang ingin mengartikan dari perikop Mat 1:25 bahwa Perawan Maria mempunyai anak-anak selain dari Kristus, Putera Allah, dan bahwa Yusuf berhubungan dengannya kemudian, tetapi, betapa bodohnya pemikiran seperti ini! Sebab penulis Injil tidak bermaksud merekam apa yang terjadi sesudahnya; ia hanya mau menyampaikan dengan jelas hal ketaatan Yusuf dan untuk menyatakan bahwa Yusuf telah diyakinkan bahwa Tuhanlah yang mengirimkan malaikatNya kepada Maria. Yusuf tidak pernah berhubungan dengan Maria …(He had therefore never dwelt with her nor had he shared her company)… Dan selanjutnya Tuhan kita Yesus Kristus dikatakan sebagai yang sulung. Hal ini bukan berarti bahwa ada anak yang kedua dan ketiga, tetapi karena penulis Injil ingin menyampaikan hak-hak yang lebih tinggi (precedence). Alkitab menyebutkan hal ’sulung’ (firstborn), baik ada atau tidaknya anak yang kedua.”

John Calvin bahkan mengecam Helvidius, yang mengatakan bahwa Maria mempunyai banyak anak.

3. Ulrich Zwingli (1484-1531): “Saya yakin dan percaya bahwa Maria, sesuai dengan perkataan Injil, sebagai Perawan murni melahirkan Putera Allah dan pada saat melahirkan dan sesudahnya selalu tetap murni dan tetap perawan (’forever remained a pure, intact Virgin’).”

4. John Wesley (1703-1791)menulis: “Saya percaya bahwa Dia (Tuhan Yesus) telah menjadi manusia, menyatukan kemanusiaan dengan keilahian dalam satu Pribadi; dikandung oleh satu kuasa Roh-Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria yang terberkati, yang setelah melahirkan-Nya tetap murni dan tetap perawan tak bernoda.”

Maka, kita mengetahui bahwa Bunda Maria bukan hanya sembarang ‘alat’ saja, namun memang sungguh-sungguh dipersiapkan oleh Allah untuk menjadi Ibu dari Putera-Nya, Yesus Kristus. Pendapat yang mengatakan bahwa Bunda Maria bukan orang yang secara istimewa dipilih Allah malah merupakan pendapat yang tidak berakar pada apa yang dipercayai oleh Gereja sejak awal dan yang dipertahankan sampai berabad-abad berikutnya, bahkan sampai sekarang.

Demikian penjelasan saya, semoga dapat menjadi masukan buat Samuel.

ARTIKEL LENGKAP MARIA DIKANDUNG TANPA NODA

katolisitas.org/2008/06/21/maria-dikandung-tanpa-noda-apa-maksudnya/

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati – www.katolisitas.org

--Deo Gratias--

Pertanyaan:

Luk 1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Atas dasar apa sdr Maria mengartikan bahwa kata-kata tsb. mengandung makna bahwa rahmat Tuhan sendirilah yang membuatnya tanpa dosa sehingga Maria adalah orang suci yang tidak ada dosa? SALAH! Maria tetap orang berdosa yang membutuhkan rahmat / anugrah penebusan dari Tuhan Yesus. Jika sdr. Maria membaca dengan seksama bahwa keterlibatan Maria disebutkan sangat sedikit, hanya di awal kelahiran. Setelah itu Yesuslah yang ditonjolkan bahkan dalam kitab Suratan dan kitab2 yang lain dalam Perjanjian Baru tidak menonjolkan Maria.
Salam – Samuel
Jawaban:

Shalom Samuel,

Sebenarnya, ada banyak dasar mengapa Gereja Katolik mengajarkan bahwa Maria dikandung tanpa noda, bukan hanya atas dasar Luk 1:28, yang mengatakan bahwa ketika Malaikat menyapa Maria dengan perkataan “Salam, hai engkau yang dikaruniai…” (Hail, full of grace ). Silakan membaca uraian yang lebih lengkap di artikel Maria dikandung tanpa noda: apa maksudnya? (silakan klik). Jika kita perhatikan, memang di seluruh Kitab Suci, tidak ada nabi/ orang lain yang disapa Allah dengan panggilan ‘full of grace‘, bahkan seolah sebagai nama orang tersebut; sapaan itu hanya diberikan kepada Bunda Maria.

Namun, selain dari ayat Kitab Suci, Gereja Katolik melihat bahwa pengajaran Maria tanpa noda tersebut sudah merupakan hal yang diyakini oleh Gereja sejak abad awal, seperti dinyatakan oleh Santo Ephraem (abad ke-4) dan Santo Agustinus (abad ke-5) dengan dasar pemikiran dari Santo Irenaeus (abad ke-2). Maka hal Maria dikandung tanpa noda bukan merupakan pendapat pribadi Maria Brownell atau orang-orang Katolik secara pribadi dalam mengartikan ayat Luk 1:28; melainkan itu sudah menjadi iman para Bapa Gereja sejak zaman Gereja awal. Bagi kami umat Katolik, kami menerima dengan rendah hati apa yang diwahyukan kepada Gereja, sebab kita mempercayai bahwa Kitab Suci tidak untuk diinterpretasikan berdasarkan pendapat dan kehendak pribadi, sesuai dengan yang dikatakan rasul Petrus dalam 2 Pet 1:20. Orang Katolik percaya bahwa Roh Kudus bekerja menuntun para Bapa Gereja dari sejak awal, dan ilham Roh Kudus ini tidak mungkin keliru, sebab jika demikian, hal ini tidak akan dapat bertahan selama berabad-abad.

Namun demikian, Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa Bunda Maria tidak memerlukan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Malah sebaliknya, Gereja Katolik mengajarkan bahwa Maria dikandung tanpa noda hanya mungkin karena rahmat dan jasa Kristus. Jangan lupa bahwa rahmat Keselamatan oleh salib Tuhan Yesus bersifat mengatasi ruang dan waktu; sebab dapat dipandang sebagai berkat bagi seluruh umat manusia dari sejak Adam dan Hawa sampai generasi akhir jaman. Dan Bunda Maria termasuk di dalamnya. Bunda Maria menerima rahmat keselamatan itu terlebih dahulu sebelum terjadinya penyaliban dan kebangkitan Kristus. Hal ini dimungkinkan karena Tuhan Yesus adalah Allah yang tidak terbatas, dan Ia dapat berbuat segala sesuatu yang dipandangnya bijak untuk rencana keselamatan-Nya kepada manusia.

Jadi, walaupun kelihatannya peran utama Bunda Maria ‘hanya’ kecil di awal untuk melahirkan Yesus ke dunia; sesungguhnya Bunda Maria telah mengambil peran yang terbesar dan terpenting. Sebab tanpa kesediaannya, Yesus tidak jadi dilahirkan ke dunia pada saat itu. Apalagi jika kita merenungkan Kitab Suci dengan lebih mendalam, kita dapat melihat, bahwa peran Bunda Maria bukan saja terlihat pada saat awal hidup Yesus di dunia ini, melainkan sepanjang hidup Yesus, bahkan setelah kenaikan Yesus ke surga, Bunda Maria menyertai para rasul. Memang Maria tidak ditonjolkan di dalam Kitab Suci (dan memang sudah seharusnya demikian, sebab jika tidak, orang dapat menjadi bingung akan siapa sebenarnya tokoh yang ingin ditonjolkan); namun Alkitab menyatakan bahwa Bunda Maria selalu hadir di saat-saat yang penting di dalam hidup Yesus sebagai manusia. Pada saat Yesus menjelma menjadi janin (Luk 1:26-38), kelahiranNya (Luk 2:1-6); saat Ia dipersembahkan di bait Allah (Luk 2:21-38); saat Yesus diungsikan ke Mesir untuk menghindari pembunuhan bayi oleh raja Herodes (Mat 2:13-15); saat Yesus mencapai usia akil balig (Luk 2:41-52); saat Yesus mengadakan mukjizat pertama di Kana (Yoh 2: 1-11); saat Yesus mengajar (Mrk 3:31-35); saat Yesus di salibkan, pada saat hampir semua murid-Nya meninggalkan Dia (Yoh 19: 25-27); dan saat para rasul menanti-nantikan Roh Kudus (Kis 1:14), yang berarti Bunda Maria menyertai para rasul pada saat terbentuknya Gereja awal pada hari Pantekosta.

Tentang peran Maria yang khusus sebagai Ibu Tuhan dan keperawanan Maria, sesungguhnya diakui tidak hanya oleh orang-orang Katolik; sebab para pendiri gereja Protestan, seperti Martin Luther, John Calvin, Zwingli dan John Wesley juga mengakui hal ini. Ulasan yang lebih lengkap ada di artikel Bunda Maria tetap perawan, mungkinkah? (silakan klik). Beberapa kutipannya adalah sebagai berikut:

1. Martin Luther (1483-1546): “Sudah menjadi iman kita bahwa Maria adalah Ibu Tuhan dan tetap perawan…. Kristus, kita percaya, lahir dari rahim yang tetap sempurna (‘a womb left perfectly intact’)”

2. John Calvin (1509-1564): “Ada orang-orang yang ingin mengartikan dari perikop Mat 1:25 bahwa Perawan Maria mempunyai anak-anak selain dari Kristus, Putera Allah, dan bahwa Yusuf berhubungan dengannya kemudian, tetapi, betapa bodohnya pemikiran seperti ini! Sebab penulis Injil tidak bermaksud merekam apa yang terjadi sesudahnya; ia hanya mau menyampaikan dengan jelas hal ketaatan Yusuf dan untuk menyatakan bahwa Yusuf telah diyakinkan bahwa Tuhanlah yang mengirimkan malaikatNya kepada Maria. Yusuf tidak pernah berhubungan dengan Maria …(He had therefore never dwelt with her nor had he shared her company)… Dan selanjutnya Tuhan kita Yesus Kristus dikatakan sebagai yang sulung. Hal ini bukan berarti bahwa ada anak yang kedua dan ketiga, tetapi karena penulis Injil ingin menyampaikan hak-hak yang lebih tinggi (precedence). Alkitab menyebutkan hal ’sulung’ (firstborn), baik ada atau tidaknya anak yang kedua.”

John Calvin bahkan mengecam Helvidius, yang mengatakan bahwa Maria mempunyai banyak anak.

3. Ulrich Zwingli (1484-1531): “Saya yakin dan percaya bahwa Maria, sesuai dengan perkataan Injil, sebagai Perawan murni melahirkan Putera Allah dan pada saat melahirkan dan sesudahnya selalu tetap murni dan tetap perawan (’forever remained a pure, intact Virgin’).”

4. John Wesley (1703-1791)menulis: “Saya percaya bahwa Dia (Tuhan Yesus) telah menjadi manusia, menyatukan kemanusiaan dengan keilahian dalam satu Pribadi; dikandung oleh satu kuasa Roh-Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria yang terberkati, yang setelah melahirkan-Nya tetap murni dan tetap perawan tak bernoda.”

Maka, kita mengetahui bahwa Bunda Maria bukan hanya sembarang ‘alat’ saja, namun memang sungguh-sungguh dipersiapkan oleh Allah untuk menjadi Ibu dari Putera-Nya, Yesus Kristus. Pendapat yang mengatakan bahwa Bunda Maria bukan orang yang secara istimewa dipilih Allah malah merupakan pendapat yang tidak berakar pada apa yang dipercayai oleh Gereja sejak awal dan yang dipertahankan sampai berabad-abad berikutnya, bahkan sampai sekarang.

Demikian penjelasan saya, semoga dapat menjadi masukan buat Samuel.

ARTIKEL LENGKAP MARIA DIKANDUNG TANPA NODA

katolisitas.org/2008/06/21/maria-dikandung-tanpa-noda-apa-maksudnya/

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati – www.katolisitas.org

--Deo Gratias--

Doa Salam Maria

Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu,
terpujilah engkau di antara wanita,
dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.

Santa Maria, bunda Allah,
doakanlah kami yang berdosa ini
sekarang dan waktu kami mati. 

(Amin.)


Doa Salam Maria dalam Bahasa Inggris:

Hail Mary, full of Grace,
The Lord is with thee;
Blessed art thou among women,
and blessed is the fruit
of thy womb, Jesus.

Holy Mary, Mother of God,
pray for us sinners,
now and at the hour of our death.

Amen.

Doa Bapa Kami

Bapa kami yang ada di surga,
dimuliakanlah nama-Mu.

Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam surga.

Berikanlah kami rezeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni
yang bersalah kepada kami.

Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

Amin.

Note:

“Doa Bapa Kami” adalah doa yang diucapkan oleh Tuhan Yesus untuk diajarkan kepada murid-muridNya. Di Indonesia, karena mengikuti tradisi Belanda dan Gereja Katolik, menyebutnya Doa Bapa Kami, sedangkan di Inggris dan Amerika menyebutnya Doa Tuhan (The Lord’s Prayer).

Lihat versi lainnya: http://id.wikipedia.org/wiki/Doa_Bapa_Kami

Terjemahan teks sambutan Paus Fransiskus: HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIKANDUNG TANPA NODA 2013

Terjemahan teks sambutan Paus Fransiskus
HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIKANDUNG TANPA NODA
PAUS FRANSISKUS SAAT DOA MALAIKAT TUHAN PADA HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIKANDUNG TANPA NODA
====
Berikut terjemahan teks sambutan Paus Fransiskus saat Doa malaikat Tuhan, Minggu 8 Desember.


Saudara dan saudari terkasih, halo,

Hari Minggu Adven II ini jatuh pada Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, dan oleh karena itu pandangan kita ditarik kepada keindahan Bunda Yesus, Bunda kita! Dengan sukacita besar Gereja merenungkan seseorang yang "penuh rahmat" (Luk 1:28), dan dimulai dengan kata-kata ini marilah kita semua bersama-sama menyambutnya : "penuh rahmat". Mari kita mengatakan "Penuh rahmat!" 3 kali. Semua orang : Penuh rahmat! Penuh rahmat! Penuh rahmat! Dan ini adalah bagaimana Allah melihat dia dari awal sekali dalam rencana kasih-Nya. Ia melihatnya betapa cantik, penuh rahmat. Bunda kita cantik! Maria membantu kita dalam perjalanan kita menuju Natal, karena dia mengajarkan kita bagaimana menjalani masa Adven ini dengan pengharapan akan Tuhan, karena masa Adven ini adalah masa yang di dalamnya kita menanti Tuhan, yang akan mengunjungi kita semua pada pesta itu, tetapi yang juga akan mengunjungi semua orang di dalam hatinya. Tuhan sedang datang! Mari kita menanti Dia!

Injil Santo Lukas memaparkan Maria, seorang gadis Nazaret, sebuah tempat kecil di Galilea, di pinggiran Kekaisaran Romawi dan di pinggiran Israel, sebuah kota kecil. Namun atas dirinya, gadis dari kota kecil yang jauh itu, atas dirinya, tatapan Tuhan jatuh. Ia telah memilihnya sebelumnya menjadi bunda Putra-Nya. Pemahaman keibuan Maria ini dipertahankan sejak dosa asal, yaitu, sejak putusnya persekutuan dengan Allah itu, dengan orang lain dan dengan ciptaan yang melukai setiap manusia dalam lubuk hati. Tetapi pemutusan ini dipulihkan terlebih dahulu dalam Bunda dari Dia yang telah datang untuk membebaskan kita dari perbudakan dosa. Maria yang Dikandung Tanpa Noda digoreskan dalam rencana Allah; dia adalah buah kasih Allah yang menyelamatkan dunia.

Dan Bunda kita tidak pernah menjauhkan dirinya dari kasih itu : seluruh hidupnya, seluruh keberadaannya adalah sebuah "ya" bagi kasih itu, sebuah "ya" bagi Allah. Tetapi pastinya tidak mudah baginya! Ketika malaikat menyebutnya "penuh rahmat" (Luk 1:28), dia "sangat terganggu", karena dalam kerendahan hatinya dia merasa bahwa dia bukan apa-apa di hadapan Allah. Malaikat itu menghiburnya : "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus” (1:30-31). Pemberitahuan ini makin membingungkannya, juga karena ia belum menikah dengan Yusuf; tetapi malaikat itu menambahkan : "Roh Kudus akan turun atasmu .... sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (1:35). Maria mendengarkan, menaati secara batiniah dan menjawab : "Aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (1:38).

Misteri gadis Nazareth ini, yang berada dalam hati Allah, sudah tidak asing lagi bagi kita. Dia tidak ada di sana sementara kita berada di sini. Tidak, kita terikat bersama-sama. Bahkan, Allah memandang dengan kasih atas setiap pria dan wanita! Dengan sebuah nama pertama dan terakhir. Ia memandang dengan cinta atas kita masing-masing. Rasul Paulus mengatakan bahwa Allah "telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat” (Ef 1:4). Kita juga telah selalu dipilih oleh Allah untuk menjalani sebuah kehidupan yang kudus, bebas dosa. Merupakan sebuah rencana kasih di mana Allah memperbaharui setiap kali kita datang kepada-Nya, terutama dalam Sakramen-sakramen.

Lalu, pada hari raya ini, merenungkan cantiknya Bunda kita yang Dikandung Tanpa Noda, kita juga mengenali takdir kita yang paling sejati, panggilan kita yang terdalam : sedang dikasihi, sedang diubah oleh kasih, sedang diubah oleh kecantikan Allah. Mari kita memandangnya, Bunda kita, dan biarkan dia memandang kita, karena dia adalah bunda kita dan dia sangat mengasihi kita; biarkan dia memandang kita sehingga kita dapat belajar bagaimana menjadi lebih rendah hati, dan juga lebih berani dalam mengikuti Sabda Allah, dalam menyambut pelukan lembut Yesus, Putra-Nya, sebuah pelukan yang memberi kita kehidupan, harapan dan kedamaian.

[Sesudah doa Malaikat Tuhan, Bapa Suci menyambut mereka yang hadir]

Saudara dan saudari terkasih,
Saya menyambut Anda semua dengan kasih sayang, khususnya keluarga-keluarga, kelompok-kelompok paroki dan lembaga-lembaga. Saya menyambut umat beriman dari Biella, Cossato, Bianzé, Lomazzo, Livorno Ferraris, Rocca di Papa, San Marzano sul Sarno dan Pratola Serra.

Kita secara rohani bergabung dengan Gereja di Amerika Utara, yang hari ini memperingati berdirinya parokinya yang pertama, 350 tahun yang lalu : Notre Dame de Québec. Mari kita bersyukur atas perjalanan yang telah diambil sejak saat itu, terutama bagi orang-orang kudus dan para martir yang membuahi tanah tersebut. Dari hati saya, saya memberkati semua umat beriman yang merayakan hari peringatan ini.

Sebuah pemikiran khusus tertuju kepada para anggota Aksi Katolik Italia – di sana mereka berada - yang hari ini memperbaharui keanggotaan mereka dalam lembaga itu. Saya mengharapkan mereka setiap kebaikan dalam karya kerasulan dan pertumbuhan mereka. Majulah, dengan keberanian!

Sore ini, mengikuti sebuah tradisi kuno, saya akan pergi ke Piazza di Spagna, untuk berdoa di kaki monumen Maria Yang Dikandung Tanpa Noda. Saya meminta Anda untuk bergabung secara rohani dengan saya dalam perjalanan ini, yang merupakan sebuah tindakan devosi berbakti kepada Maria, mempercayakan kota Roma kepadanya, Gereja dan seluruh umat manusia. Pada perjalanan pulang saya akan berhenti sejenak di Basilika Santa Maria Maggiore untuk menyambut Salus Populi Romani (Keselamatan Umat Roma, yaitu, Maria) dan berdoa untuk Anda semua, untuk semua umat Roma.

Saya mengharapkan bagi semua or
ang sebuah hari Minggu yang baik dan selamat Hari Raya Bunda kita. Selamat makan siang dan saya akan bertemu Anda segera.

Sumber: http://www.zenit.org/en/articles/on-the-immaculate-conception--3?utm_campaign=dailyhtml&utm_medium=email&utm_source=dispatch

~Dv


Photo: PAUS FRANSISKUS SAAT DOA MALAIKAT TUHAN PADA HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIKANDUNG TANPA NODA
====
Berikut terjemahan teks sambutan Paus Fransiskus saat Doa malaikat Tuhan, Minggu 8 Desember.


Saudara dan saudari terkasih, halo,

Hari Minggu Adven II ini jatuh pada Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, dan oleh karena itu pandangan kita ditarik kepada keindahan Bunda Yesus, Bunda kita! Dengan sukacita besar Gereja merenungkan seseorang yang "penuh rahmat" (Luk 1:28), dan dimulai dengan kata-kata ini marilah kita semua bersama-sama menyambutnya : "penuh rahmat". Mari kita mengatakan "Penuh rahmat!" 3 kali. Semua orang : Penuh rahmat! Penuh rahmat! Penuh rahmat! Dan ini adalah bagaimana Allah melihat dia dari awal sekali dalam rencana kasih-Nya. Ia melihatnya betapa cantik, penuh rahmat. Bunda kita cantik! Maria membantu kita dalam perjalanan kita menuju Natal, karena dia mengajarkan kita bagaimana menjalani masa Adven ini dengan pengharapan akan Tuhan, karena masa Adven ini adalah masa yang di dalamnya kita menanti Tuhan, yang akan mengunjungi kita semua pada pesta itu, tetapi yang juga akan mengunjungi semua orang di dalam hatinya. Tuhan sedang datang! Mari kita menanti Dia!

Injil Santo Lukas memaparkan Maria, seorang gadis Nazaret, sebuah tempat kecil di Galilea, di pinggiran Kekaisaran Romawi dan di pinggiran Israel, sebuah kota kecil. Namun atas dirinya, gadis dari kota kecil yang jauh itu, atas dirinya, tatapan Tuhan jatuh. Ia telah memilihnya sebelumnya menjadi bunda Putra-Nya. Pemahaman keibuan Maria ini dipertahankan sejak dosa asal, yaitu, sejak putusnya persekutuan dengan Allah itu, dengan orang lain dan dengan ciptaan yang melukai setiap manusia dalam lubuk hati. Tetapi pemutusan ini dipulihkan terlebih dahulu dalam Bunda dari Dia yang telah datang untuk membebaskan kita dari perbudakan dosa. Maria yang Dikandung Tanpa Noda digoreskan dalam rencana Allah; dia adalah buah kasih Allah yang menyelamatkan dunia.

Dan Bunda kita tidak pernah menjauhkan dirinya dari kasih itu : seluruh hidupnya, seluruh keberadaannya adalah sebuah "ya" bagi kasih itu, sebuah "ya" bagi Allah. Tetapi pastinya tidak mudah baginya! Ketika malaikat menyebutnya "penuh rahmat" (Luk 1:28), dia "sangat terganggu", karena dalam kerendahan hatinya dia merasa bahwa dia bukan apa-apa di hadapan Allah. Malaikat itu menghiburnya : "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus” (1:30-31). Pemberitahuan ini makin membingungkannya, juga karena ia belum menikah dengan Yusuf; tetapi malaikat itu menambahkan : "Roh Kudus akan turun atasmu .... sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (1:35). Maria mendengarkan, menaati secara batiniah dan menjawab : "Aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (1:38).

Misteri gadis Nazareth ini, yang berada dalam hati Allah, sudah tidak asing lagi bagi kita. Dia tidak ada di sana sementara kita berada di sini. Tidak, kita terikat bersama-sama. Bahkan, Allah memandang dengan kasih atas setiap pria dan wanita! Dengan sebuah nama pertama dan terakhir. Ia memandang dengan cinta atas kita masing-masing. Rasul Paulus mengatakan bahwa Allah "telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat” (Ef 1:4). Kita juga telah selalu dipilih oleh Allah untuk menjalani sebuah kehidupan yang kudus, bebas dosa. Merupakan sebuah rencana kasih di mana Allah memperbaharui setiap kali kita datang kepada-Nya, terutama dalam Sakramen-sakramen.

Lalu, pada hari raya ini, merenungkan cantiknya Bunda kita yang Dikandung Tanpa Noda, kita juga mengenali takdir kita yang paling sejati, panggilan kita yang terdalam : sedang dikasihi, sedang diubah oleh kasih, sedang diubah oleh kecantikan Allah. Mari kita memandangnya, Bunda kita, dan biarkan dia memandang kita, karena dia adalah bunda kita dan dia sangat mengasihi kita; biarkan dia memandang kita sehingga kita dapat belajar bagaimana menjadi lebih rendah hati, dan juga lebih berani dalam mengikuti Sabda Allah, dalam menyambut pelukan lembut Yesus, Putra-Nya, sebuah pelukan yang memberi kita kehidupan, harapan dan kedamaian.

[Sesudah doa Malaikat Tuhan, Bapa Suci menyambut mereka yang hadir]

Saudara dan saudari terkasih,
Saya menyambut Anda semua dengan kasih sayang, khususnya keluarga-keluarga, kelompok-kelompok paroki dan lembaga-lembaga. Saya menyambut umat beriman dari Biella, Cossato, Bianzé, Lomazzo, Livorno Ferraris, Rocca di Papa, San Marzano sul Sarno dan Pratola Serra.

Kita secara rohani bergabung dengan Gereja di Amerika Utara, yang hari ini memperingati berdirinya parokinya yang pertama, 350 tahun yang lalu : Notre Dame de Québec. Mari kita bersyukur atas perjalanan yang telah diambil sejak saat itu, terutama bagi orang-orang kudus dan para martir yang membuahi tanah tersebut. Dari hati saya, saya memberkati semua umat beriman yang merayakan hari peringatan ini.

Sebuah pemikiran khusus tertuju kepada para anggota Aksi Katolik Italia – di sana mereka berada - yang hari ini memperbaharui keanggotaan mereka dalam lembaga itu. Saya mengharapkan mereka setiap kebaikan dalam karya kerasulan dan pertumbuhan mereka. Majulah, dengan keberanian!

Sore ini, mengikuti sebuah tradisi kuno, saya akan pergi ke Piazza di Spagna, untuk berdoa di kaki monumen Maria Yang Dikandung Tanpa Noda. Saya meminta Anda untuk bergabung secara rohani dengan saya dalam perjalanan ini, yang merupakan sebuah tindakan devosi berbakti kepada Maria, mempercayakan kota Roma kepadanya, Gereja dan seluruh umat manusia. Pada perjalanan pulang saya akan berhenti sejenak di Basilika Santa Maria Maggiore untuk menyambut Salus Populi Romani (Keselamatan Umat Roma, yaitu, Maria) dan berdoa untuk Anda semua, untuk semua umat Roma.

Saya mengharapkan bagi semua orang sebuah hari Minggu yang baik dan selamat Hari Raya Bunda kita. Selamat makan siang dan saya akan bertemu Anda segera.

Sumber: http://www.zenit.org/en/articles/on-the-immaculate-conception--3?utm_campaign=dailyhtml&utm_medium=email&utm_source=dispatch

~Dv